Genome Sequencing akan Diperbanyak
JAKARTA-Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin mengumumkan adanya varian Covid-19 Omicron di Indonesia. Cirus itu menginfeksi seorang petugas kebersihan Wasma Atlet berinisial N. Meski demikian, Budi meminta agar masyarakat tetap tenang.
Wisma Atlet memang rutin untuk melakukan tes Covid-19. Pada 8 Desember lalu tes PCR dilakukan. Ditemukan tiga orang petugas yang positif Covid-19. Ketiganya tanpa gejala.
Spesimen ketiganya pun dibawa ke laboratorium untuk dilakukan genome sequencing. Lalu pada Rabu (15/12) diketahui dari tiga sampel itu salah satunya terpapar omicron. ”Yang bersangkutan tidak ada riawayat perjalanan luar negeri,” kata Budi.
Namun, Budi menegaskan bahwa belum ditemukan transmisi komunitas. N sudah dikarantina. Selama ini, memang dia tinggal di sekitar Wisma Atlet.
Kasus seperti N ini pernah terjadi di Hongkong. Dimana penderitanya tak ada riwayat perjalanan ke luar negeri. Tapi dia melakukan pelayanan kesehatan.
Selain N, Kemenkes masih meneliti lima sampel lagi. Ada kemungkinan terpapar omicron. Dua orang kasus WNI yang baru pulang dari Amerika dan Inggri. Tiga lagi warga negara Tiongkok yang berada di Manado. Kelimanya juga masih tinggal di tempat karantina.
Untuk mengantisipasi adanya kasus baru, Kemenkes akan memperbanyak genome sequencing. Jika selama ini hanya 5 persen kasus konfirmasi. Kali ini akan dilakukan genome sequencing pada 10 persen sampel kasus konfirmasi.
Omicron ini tercatat dampak kesakitannya rendah. Namun, karena mudah menular jadi dapat memepengaruhi keadaan di rumah sakit. Bisa jadi pasien membludak dan layanan kesehatan kualahan.
”Kalau sudah vaksin, kecil kemungkinan terkena omicron,” kata Budi. Untuk itu, dia meminta agar masyarakat mengikuti vaksinasi Covid-19. Selain itu, dia meminta agar masyarakat tetap tenang dan menerapkan protokol kesehatan. ”Kurangi perjalanan ke luar negeri jika tidak penting,” imbuhnya.
Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan pada kesempatan lain mengatakan bahwa mereka yang divaksin atau memiliki kekebalan ilmia karena pernah terpapar Covid-19 dapat tertular omicron. Namun, menurut data ilmiah, mereka yang sudah vaksin, saat tertular omicron umumnya tidak bergejala. ”Jadi tetap vaksin itu penting,” ujarnya.
Sementara itu, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman meminta pemerintah secara cepat melakukan penelusuran pada siapa saja yang melakukan kontak dengan pekerja yang positif Omicron. Tak hanya di lokasi satu lorong ataupun satu lantai tempat dia bertugas. Tapi, satu gedung bisa dikarantina untuk sementara hingga dipastikan semua aman.
Sebab, kata dia, Omicron memiliki kemampuan penularan yang sangat cepat. Lebih cepat dari Varian Delta. Bahkan, dari penelitian terakhir, virus ini memiliki kemampuan replikasi 70 kali lebih cepat di saluran napas daripada Varian Delat. Sehingga potensi penularannya pun lebih cepat dan lebih besar.
”Kalau ini sudah dideteksi pada pekerja di lokasi karantina, berarti besar kemungkinan ada lebih dari satu yang terpapar. Karena memang sangat cepat tadi,” tuturnya. Karenanya, perlu dilakukan tes menyeluruh. Menurutnya, tes genome sequencing akan sangat membantu bila nantinya yang lainnya juga terdeteksi positif. Hasilnya bisa digunakan sebagai primer untuk daerah-daerah yang masih minim genome sequencing Omicron ini.
Selain itu, perlu dipastikan apakah petugas yang positif Omicron sempat keluar dari lokasi karantina. Misal, setiap hari bekerja bolak-balik dari rumah. Apabila itu terjadi, maka penelusuran harus segera diperluas. Tracing semua yang kontak dalam seminggu terakhir dan harus dijadikan suspend untuk kemudian dikarantina dan dites swab PCR.
Memang, potensi penyebaran Omicron di komunitas hanya masalah waktu. kemampuan eksponensial growth Omicron yang lebih luar biasa. Namun, harus tetap dilakukan 3T pada kasus petugas kebersihan ini. ”Harus benar-benar dikejar. Telusuri,” tegasnya.
Di sisi lain, ia juga mengapresiasi pemerintah. Bahwa, sistem 3T untuk seluruh petugas di tempat karantina betul-betul dilaksanakan. Karenanya, bisa terdeteksi adanya varian baru tersebut. Hal ini pun sebagai upaya untuk memastikan mereka sehat dan tidak menularkan ke banyak orang kalaupun terpapar.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin merespon ditemukannya varian Covid-19 Omicron di Indonesia. Dia meminta seluruh pemerintah daerah (pemda) supaya mengantisipasi penyebaran di daerah masing-masing. ’’Baru satu ini, pemerintah daerah harus melakukan penyiapan-penyiapan untuk pencegahannya,’’ katanya di Bandara Juanda kemarin.
Ma’ruf tidak ingin varian Omicron tersebut menyebar ke banyak daerah di Indonesia seperti pada varian Delta beberapa bulan lalu. Dia menegaskan semua pihak saat ini harus lebih hati-hati. ’’Kita punya pengalaman (varian, Red) Delta. Delta itu kurang kita antisipasi kemudian kita kebobolan,’’ tuturnya.
DIa menjelaskan sejatinya pemerintah Indonesia sudah berupaya supaya tidak mengalami kondisi seperti di Eropa. Tetapi ketika varian Omicron sudah menyebar luas, sampai akhirnya ditemukan di Indonesia juga. Negara yang cukup ketat seperti India dan Singapura saja, saat ini juga sudah terjangkit varian Omicron.
’’Semuanya itu kita tutup. Jangan sampai (varian Omicron) masuk ke sini,’’ jelasnya. Tetapi karena sudah terlajur ditemukan di Indonesia, maka semua pihak harus waspada. Kemudian dia meminta program vaksinasi Covid-19 untuk dipercepat.
Sementara itu guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan ketika sudah ditemukan varian Omicron di Indoneia, upaya berikutnya adalah menelusur dengan sangat luas tentang siapa saja yang pernah kontak dengan pasien kasus Omicron tersebut. Kemudian harus dinilai apaka hsudah terjadi penularan komunitas atau tidak. Khususnya jika kasus Omicron ini ditemukan kepada orang yang tidak ada riwayat perjalanan ke negeri terjngkit. Dengan kondisi ini harus segera diidentifikasi apakah sudah ada penularan berkelanjutan (sustained transmission) atau tidak.
’’Ada empath al yang perlu dilakukan pemerintah sekarang,’’ katanya. Yaitu meningkatkan tes dan telusur. Upaya tes dan telusur ini tidak cukup ditetapkan hanya kepada delapan orang kontak erat saja. Upaya berikutnya adalah meningkatkan vaksinasi. Tjandra mengatakan masih banyak masyarakat yang belum divaksin dosis lengkap. Kemudian sekitar dua pertiga lansia di Indonesia juga belum divaksin dengan memadai.
Selanjutnya adalah upaya pembatasan sosial sesuai dengan perkembangan epidemologi yang ada. Untuk menetapkan perkembangan epidemologi harus berbasis data yang akurat. Kemudian jika terajdi peningkatan kasus, jangan sampai terlambat untuk mengambil kebijakan pengetatan pembatasan sosial.
Terpisah, Menkeu Sri Mulyani Indrawati terus mewaspadai dampak Omicron pada pemulihan ekonomi RI. Dia tak ingin Omicron memberikan dampak pada ekonomi RI seperti varian Delta sebelumnya.
‘’Sekarang kita bisa melihat ada barian baru Omicron yang masih terus menjadi variant of interest, yang masih kita tidak tahu bagaimana dampaknya. Apa sama serius dan merusaknya dengan Delta, atau lebih ringan dibandingkan Delta,’’ ujarnya, kemarin.
Belajar dari pengalaman, pemerintah akan tetap melakukan upaya percepatan vaksinasi. Hal itu tentu dibarengi dengan disiplin prokes yang masif. Sebab, dengan upaya itulah penyebaran kasus bisa ditekan.
Di sisi lain, Ani menyebut bahwa momentum pemulihan ekonomi juga terus dijaga. Dia merujuk pada kondisi saat ini dimana pandemi sudah mulai membaik dan terkendali. Tercatat jumlah kasus aktif sebanyak 5.000 kasus, jauh lebih kecil dibandingkan Juli 2021 sebanyak 574 ribu kasus aktif.
‘’Ini menunjukkan bahwa populasi atau kegiatan bisa kembali ke normal. Karena kita bisa melihat Covid-19 telah tertangani dan terkendali. Namun bukan berarti kita boleh lengah,’’ jelasnya. (wan/mia/dee/lyn/JPG)