TIMIKA- Sejak zaman prasejarah, air memegang peran vital sebagai salah satu penopang peradaban manusia. Air tidak hanya berfungsi sebagai sumber kehidupan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan cairan tubuh, namun juga memegang peran kunci dalam aktivitas dan pembangunan manusia di berbagai bidang kehidupan, mulai dari pertanian, perikanan, transportasi, peribadatan, pariwisata, dan lain sebagainya. Terutama di masa pandemi, air berperan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh masyarakat.
Tak terkecuali di Indonesia, negara yang memiliki sumber daya air melimpah dengan sekitar 70% wilayahnya adalah perairan, air juga berperan penting dalam pembangunan standar kehidupan yang sehat, layak, dan berkelanjutan. Untuk itu, terjaminnya ketersediaan air bersih dan layak bagi masyarakat menjadi urusan krusial. Berdasarkan Statistik Kesejahteraan Rakyat tahun 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), hanya sekitar 75,24% rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses terhadap sumber air minum bersih.
Papua pun menjadi provinsi dengan persentase kedua terendah, di mana hanya 39,10% rumah tangga di Papua memiliki akses terhadap sumber air minum bersih. Meski demikian, di tengah segala tantangan pembangunan Papua, angka ini terus merangkak naik setiap tahun, dengan persentase kenaikan sebesar 1,68% dibanding tahun 2015. Peningkatan akses masyarakat Papua terhadap air minum bersih ini turut memengaruhi perbaikan taraf hidup masyarakat dan laju pembangunan Papua.
Peningkatan taraf hidup masyarakat melalui penyediaan akses air bersih di Papua khususnya Kabupaten Mimika tidak terlepas dari upaya kolaboratif yang dilakukan multipihak. Di Mimika, melalui nota kesepahaman antara PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Pemerintah Kabupaten Mimika tahun 2013, Freeport telah membangun proyek sarana air bersih Water treatment Plant (WTP) di Kuala Kencana dengan kapasitas 200 liter perdetik, yang kedepannya akan digunakan untuk mensuplai air bersih untuk kota Timika.
Hari Air Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 22 Maret ini menjadi momentum yang dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat dunia untuk merefleksikan makna kesetaraan akses masyarakat terhadap air bersih dan layak, sebagaimana menjadi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 6 terkait air dan sanitasi untuk semua pada tahun 2030.
“Pada Hari Air Sedunia tahun ini PTFI mengajak seluruh pihak bergandeng tangan, membantu meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan layak. Seluruh upaya PTFI dalam menyediakan akses air bersih dan layak merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam memberikan kontribusi bagi Indonesia. Kami berharap, kolaborasi PTFI dengan banyak pihak dapat terus mewujudkan harapan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua,” ujar Lenny Josephina, Manajer General Construction & Special Project PTFI dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos, kemarin.
Dalam mendukung pemanfaatan air bersih di wilayah kerja, PTFI terus menggalakkan program #SaPuAir, yakni pemanfaatan air minum menggunakan botol minum isi ulang dan memperbanyak penyediaan sarana drinking station di lingkungan internal perusahaan sejak tahun 2019, yang dirancang untuk menjamin ketersediaan air minum higienis secara mandiri di lingkungan kerja perusahaan, serta menekan penggunaan air minum dalam kemasan di area perusahaan. Program ini dilakukan dengan mengolah lebih dari 50 sumber air alami di area kerja menjadi air minum yang bersih dan layak bagi para karyawan. (*/tri)