Saturday, March 15, 2025
25.7 C
Jayapura

Berkurang, Penggunaan Ikat Kepala Burung Cenderawasih

Klemen Tinal, SE., MM (FOTO : Gratianus Silas/Cepos)

JAYAPURA- Penggunaan ikat kepala dari burung Cenderawasih yang kerap kali ditemui di acara-acara formal maupun pementasan seni lokal Papua perlahan-lahan sudah dikurangi. Menurut Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., hal ini terjadi tidak lain karena mulai tumbuhnya kesadaran dari para pejabat maupun dari masyarakat.

“Senang kami melihat di acara-acara tidak lagi pakai ikat kepala Cenderawasih, yang benar-benar dari burung Cenderawasih hidup. Memang karena sebenarnya itu tidak pantas juga, sebab burung khas Papua itu dilindungi,” jelas Klemen Tinal, SE., MM., kepada wartawan, Senin (18/3) lalu.

 Wagub Tinal menambahkan bahwa perlahan tapi pasti, Burung Cenderawasih sudah tidak lagi dikenakan sebagai ikat kepala. Sebaliknya, saat ini penggunaan ikat kepala terbuat dari bahan imitasi (plastik) dan berbahan dasar manik-manik dan kerang laut.

Baca Juga :  Gedung Kantor Gubernur Diresmikan Desember Mendatang

“Kalau semua pakai Cenderawasih asli sebagai ikat kepala, pastinya burung kebanggaan Papua itu akan habis (punah) di hutan. Tapi, puji Tuhan, sekarang sudah mulai sadar, sehingga tidak digunakan lagi,” tambahnya. (gr/ary)

Klemen Tinal, SE., MM (FOTO : Gratianus Silas/Cepos)

JAYAPURA- Penggunaan ikat kepala dari burung Cenderawasih yang kerap kali ditemui di acara-acara formal maupun pementasan seni lokal Papua perlahan-lahan sudah dikurangi. Menurut Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., hal ini terjadi tidak lain karena mulai tumbuhnya kesadaran dari para pejabat maupun dari masyarakat.

“Senang kami melihat di acara-acara tidak lagi pakai ikat kepala Cenderawasih, yang benar-benar dari burung Cenderawasih hidup. Memang karena sebenarnya itu tidak pantas juga, sebab burung khas Papua itu dilindungi,” jelas Klemen Tinal, SE., MM., kepada wartawan, Senin (18/3) lalu.

 Wagub Tinal menambahkan bahwa perlahan tapi pasti, Burung Cenderawasih sudah tidak lagi dikenakan sebagai ikat kepala. Sebaliknya, saat ini penggunaan ikat kepala terbuat dari bahan imitasi (plastik) dan berbahan dasar manik-manik dan kerang laut.

Baca Juga :  Karateker Walikota Jayapura Akan Disampaikan Gubernur Papua

“Kalau semua pakai Cenderawasih asli sebagai ikat kepala, pastinya burung kebanggaan Papua itu akan habis (punah) di hutan. Tapi, puji Tuhan, sekarang sudah mulai sadar, sehingga tidak digunakan lagi,” tambahnya. (gr/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya