JAYAPURA – Presiden RI Prabowo Subianto mendorong penanaman kelapa sawit di wilayah Papua. Prabowo ingin menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari kelapa sawit. Ini sesuai dengan pernyataan yang saat mengelar rapat bersama kepala daerah se-Papua termasuk tim Komite Percepatan Otonomi Khusus, di Istana Negara Jakarta, Selasa (16/12).
“Dan juga nanti kita berharap di daerah Papua pun harus ditanam kelapa sawit supaya bisa menghasilkan juga BBM dari kelapa sawit,” kata Prabowo di hadapan kepala daerah se-Papua.
Selain kelapa sawit, dalam pertemuan itu juga Prabowo juga mengusulkan penanaman tebu dan singkong yang bisa untuk menghasilkan etanol. Ia mengatakan dengan begitu Indonesia dapat menghemat hingga ratusan triliun Anggara Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dr. Alfred Antoh,S.Hut.,M.Si (foto:Foto: Alfred Antoh)
Rencana Prabowo ini pun kritikan dari masyarakat Papua, termasuk kritikan keras dari para kalangan akademisi yang khawatir akan dampak lingkungan dan potensi konflik agraria akibat perluasan perkebunan kelapa sawit nantinya.
Kepada Cenderawasih Pos, Kepala Pusat Studi Sumber Daya Alam dan Energi/PussDae Universitas Cenderawasih (Uncen), Dr. Alfred Antoh,S.Hut.,M.Si mengatakan, wacana presiden Prabowo dalam mendorong penanaman kelapa sawit di wilayah Papua dapat mengancam kehidupan manusia Papua dimasa yang akan datang.
Menurutnya kepentingan ekonomi saat ini menjadi lebih dominan dan prioritas pemerintah pusat untuk meningkatkan pendapatan asli negara. Namun, perlu diingat kata Alfred, pembukaan kebun sawit tidak menjadi solusi, karena sangat membawa dampak buruk bagi ekologi lingkungan ekologi.
JAYAPURA – Presiden RI Prabowo Subianto mendorong penanaman kelapa sawit di wilayah Papua. Prabowo ingin menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari kelapa sawit. Ini sesuai dengan pernyataan yang saat mengelar rapat bersama kepala daerah se-Papua termasuk tim Komite Percepatan Otonomi Khusus, di Istana Negara Jakarta, Selasa (16/12).
“Dan juga nanti kita berharap di daerah Papua pun harus ditanam kelapa sawit supaya bisa menghasilkan juga BBM dari kelapa sawit,” kata Prabowo di hadapan kepala daerah se-Papua.
Selain kelapa sawit, dalam pertemuan itu juga Prabowo juga mengusulkan penanaman tebu dan singkong yang bisa untuk menghasilkan etanol. Ia mengatakan dengan begitu Indonesia dapat menghemat hingga ratusan triliun Anggara Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dr. Alfred Antoh,S.Hut.,M.Si (foto:Foto: Alfred Antoh)
Rencana Prabowo ini pun kritikan dari masyarakat Papua, termasuk kritikan keras dari para kalangan akademisi yang khawatir akan dampak lingkungan dan potensi konflik agraria akibat perluasan perkebunan kelapa sawit nantinya.
Kepada Cenderawasih Pos, Kepala Pusat Studi Sumber Daya Alam dan Energi/PussDae Universitas Cenderawasih (Uncen), Dr. Alfred Antoh,S.Hut.,M.Si mengatakan, wacana presiden Prabowo dalam mendorong penanaman kelapa sawit di wilayah Papua dapat mengancam kehidupan manusia Papua dimasa yang akan datang.
Menurutnya kepentingan ekonomi saat ini menjadi lebih dominan dan prioritas pemerintah pusat untuk meningkatkan pendapatan asli negara. Namun, perlu diingat kata Alfred, pembukaan kebun sawit tidak menjadi solusi, karena sangat membawa dampak buruk bagi ekologi lingkungan ekologi.