JAYAPURA — Pemerintah Kota Jayapura bergerak cepat menindaklanjuti banjir yang melanda kawasan Entrop Rawa, khususnya di pemukiman belakang Hotel Musi dan sekitar SMA Negeri 4 Jayapura, setelah hujan deras, Rabu (10/12) malam. Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo menegaskan bahwa area resapan yang berada di kawasan CV Tomas akan segera ditertibkan dan digali ulang.
“Besok tempat itu tetap akan kita gali. Sudah ada kesepakatan untuk dibongkar dan dikembalikan sebagai daerah resapan,” tegas Wali Kota Abisai usai peninjauan sejumlah lokasi, Kamis (11/12).
Ia menjelaskan bahwa area yang kini berdiri bangunan merupakan lahan resapan penting yang seharusnya berfungsi menahan debit air dari kawasan Hotel Musi dan sekitarnya.
Namun, lahan tersebut telah dibeli, ditimbun, dan dibangun rumah, sehingga fungsi resapan hilang dan air mengalir deras ke permukiman warga.
“Pada bulan April kita sudah panggil pihak-pihak terkait. Tempat yang seharusnya menjadi area resapan itu ternyata dibeli, ditimbun, dan dibangun rumah. Kami sudah sepakat tempat itu harus dibongkar dan digali kembali,” jelasnya.
Hingga kini, kesepakatan tersebut belum direalisasikan oleh pemilik bangunan. Wali kota menegaskan pemerintah tidak akan membiarkan area strategis tersebut ditempati bangunan yang dapat membahayakan warga.
JAYAPURA — Pemerintah Kota Jayapura bergerak cepat menindaklanjuti banjir yang melanda kawasan Entrop Rawa, khususnya di pemukiman belakang Hotel Musi dan sekitar SMA Negeri 4 Jayapura, setelah hujan deras, Rabu (10/12) malam. Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo menegaskan bahwa area resapan yang berada di kawasan CV Tomas akan segera ditertibkan dan digali ulang.
“Besok tempat itu tetap akan kita gali. Sudah ada kesepakatan untuk dibongkar dan dikembalikan sebagai daerah resapan,” tegas Wali Kota Abisai usai peninjauan sejumlah lokasi, Kamis (11/12).
Ia menjelaskan bahwa area yang kini berdiri bangunan merupakan lahan resapan penting yang seharusnya berfungsi menahan debit air dari kawasan Hotel Musi dan sekitarnya.
Namun, lahan tersebut telah dibeli, ditimbun, dan dibangun rumah, sehingga fungsi resapan hilang dan air mengalir deras ke permukiman warga.
“Pada bulan April kita sudah panggil pihak-pihak terkait. Tempat yang seharusnya menjadi area resapan itu ternyata dibeli, ditimbun, dan dibangun rumah. Kami sudah sepakat tempat itu harus dibongkar dan digali kembali,” jelasnya.
Hingga kini, kesepakatan tersebut belum direalisasikan oleh pemilik bangunan. Wali kota menegaskan pemerintah tidak akan membiarkan area strategis tersebut ditempati bangunan yang dapat membahayakan warga.