
MERAUKE -Meski stok yang ada di dalam gudang masih sebanyak 16.000 ton yang mampu bertahan sampai 32 bulan kedepan, namun Perum Bulog Pusat memberikan target pengadaan kepada Perum Bulog Merauke sebanyak 31.150 ton di tahun 2020.
Dibandingkan dengan tahun 2019, target pengadaan di tahun 2020 ini naik sebanyak 350 ton. Karena di tahun 2019 Bulog diberi target 29.800 ton. ‘’Untuk tahun ini, kami ditargetkan untuk melakukan pengadaan sebanyak 31.150 ton,’’ kata Kepala Perum Bulog Merauke Djabiruddin, ketika ditemui Cenderawasih Pos baru-baru ini.
Menurut pria asal Sulawesi Selatan ini, untuk target tersebut sangat mungkin akan terpenuhi. Hanya yang jadi persoalan, jika hasil pengadaan di tahun 2019 tidak dapat dikirim keluar maka pihaknya akan kesulitan gudang. ‘’Kalau soal pemasaran ini tidak dicarikan jalan keluarnya, maka akan menjadi masalah di musim panen tahun 2020 ini. Kami tidak bisa berbuat banyak untuk petani,’’ katanya.
Sebab, lanjut dia, dari pengadaan yang ada di gudang saat ini ada yang sudah 7 bulan. ‘’Itu juga menjadi perhatian kami. Kalau terlalu lama, berasnya bisa rusak,’’ katanya.
Djabiruddin menjelaskan, bahwa Bulog saat ini tidak lagi seperti saat ada program Raskin maupun Bansos Rastra disiapkan pemerintah. Karena dengan adanya Raskin dan Bansos Rastra tersebut, pihaknya harus menyiapkan ribuan ton beras untuk melayani masyarakat yang memperoleh manfaat dari program tersebut.
‘’Tapi sekarang, kami hanya melayani jatah ASN dan TNI-Polri yang tiap bulannya rata-rata sekitar 500 ton. Jadi sangat sedikit,’’ jelasnya.
Sementara untuk pengiriman hasil pengadaan beras dari petani ke daerah lain, menurut Djabiruddin, pihaknya menunggu perintah. ‘’Kalau kita diperintah ya baru kita bisa melakukan pengiriman. Seperti adanya pengiriman 1.000 ton ke Timika yang kapalnya diperkirakan sudah sampai di Timika,’’ jelasnya.
Ditambahkan, beras yang dikirim ke Timika tersebut selanjutnya akan dikirim ke daerah pengunungan. ‘’Informasinya, biaya kirim dari Timika lebih kecil dibandingkan biaya pengiriman dari Merauke ke Wamena menggunakan Hercules. Makanya pengiriman bukan dari Merauke tapi ke Timika dulu setelah itu baru dari Timika ke daerah gunung,’’ tandasnya. (ulo/tri)