Friday, October 17, 2025
27.5 C
Jayapura

Peralihan Musim, Waspadai Cuaca Ekstrem dan Petir

JAYAPURA – Memasuki pertengahan Oktober 2025, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura menunjukkan adanya perubahan dan peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan di sebagian besar wilayah Papua.

Beberapa daerah tersebut seperti Kabupaten Jayapura dan sebagian wilayah Kabupaten Keerom yang mulai menunjukkan peningkatan curah hujan. Sementara, Kota Jayapura yang secara klimatologis memiliki tipe hujan monsunal 1 umumnya mengalami hujan sepanjang tahun dengan fluktuasi intensitas yang bervariasi.

Demikian dijelaskan Ezri Ronsumbre, Ketua Tim Layanan Meteorologi Publik, BMKG Wilayah V Jayapura dalam keterangan tertulisnya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (1/10).

Menurut Ezri, pada periode peralihan ini, potensi cuaca ekstrem seperti hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat berpeluang meningkat. Fenomena ini umumnya terjadi akibat adanya pemanasan permukaan yang tinggi pada siang hari, yang memicu pertumbuhan awan cumulonimbus (Cb).

Baca Juga :  Keluhkan Kinerja KPK, Warga Nafri Mengadu ke Wali Kota

“Awan jenis ini menjadi pemicu utama hujan lebat dan petir yang sering terjadi menjelang sore hingga malam hari di wilayah Papua, terutama Kota Jayapura,” jelasnya.

Ezri menjelaskan secara dinamika atmosfer, suhu muka laut di perairan utara Papua berada pada anomali positif sekitar +1.0°C yang meningkatkan pasokan uap air dan pembentukan awan hujan.

Selain itu, aktivitas Gelombang Atmosfer Rossby serta adanya daerah belokan angin (shearline) juga turut memperkuat potensi pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan sedang hingga lebat.

JAYAPURA – Memasuki pertengahan Oktober 2025, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura menunjukkan adanya perubahan dan peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan di sebagian besar wilayah Papua.

Beberapa daerah tersebut seperti Kabupaten Jayapura dan sebagian wilayah Kabupaten Keerom yang mulai menunjukkan peningkatan curah hujan. Sementara, Kota Jayapura yang secara klimatologis memiliki tipe hujan monsunal 1 umumnya mengalami hujan sepanjang tahun dengan fluktuasi intensitas yang bervariasi.

Demikian dijelaskan Ezri Ronsumbre, Ketua Tim Layanan Meteorologi Publik, BMKG Wilayah V Jayapura dalam keterangan tertulisnya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (1/10).

Menurut Ezri, pada periode peralihan ini, potensi cuaca ekstrem seperti hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat berpeluang meningkat. Fenomena ini umumnya terjadi akibat adanya pemanasan permukaan yang tinggi pada siang hari, yang memicu pertumbuhan awan cumulonimbus (Cb).

Baca Juga :  Disperindagkop Optimis Target Retribusi Pasar Tercapai

“Awan jenis ini menjadi pemicu utama hujan lebat dan petir yang sering terjadi menjelang sore hingga malam hari di wilayah Papua, terutama Kota Jayapura,” jelasnya.

Ezri menjelaskan secara dinamika atmosfer, suhu muka laut di perairan utara Papua berada pada anomali positif sekitar +1.0°C yang meningkatkan pasokan uap air dan pembentukan awan hujan.

Selain itu, aktivitas Gelombang Atmosfer Rossby serta adanya daerah belokan angin (shearline) juga turut memperkuat potensi pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan sedang hingga lebat.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya