Saturday, June 21, 2025
21.7 C
Jayapura

Perang Iran dan Israel Tak Pengaruhi Investor di Papua

JAYAPURA – Konflik Iran-Israel yang semakin memanas membuat pasar global berhati-hati. Bahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi sekitar 0,53 % ke level 7.166 per 13 Juni. Lalu sempat rebound naik +0,73 % (≈+52 poin) ke posisi 7.169,5 pada sesi siang 17 Juni, dan akhirnya ditutup menguat 0,54 % ke level 7.155,85 pada penutupan Selasa (17 Juni 2025.

Volatilitas ini mencerminkan sentimen global yang mengalihkan dana ke aset safe-haven seperti emas dan minyak.

Dengan adanya konflik tersebut, Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Papua Kresna Aditya Payokwa menyebut kondisi Papua justru terjadi peningkatan jumlah investor.

Diakui Kresna bahwa hingga 26 Mei 2025, jumlah SID di Indonesia telah menembus 7 juta dan di Papua sendiri tercatat lebih dari 106.542 investor hingga Maret 2025.

Baca Juga :  Tebar Berkah Ramadan 1445 H, Bank Mandiri Santuni 1.300 Anak Yatim dan Duafa

“Pertumbuhan ini menunjukkan minat yang kuat terhadap pasar modal, didukung program edukasi di Galeri Investasi BEI yang aktif menjangkau masyarakat lokal,”ungkapnya, Rabu (18/6).

Ia pun meminta investor di Papua tetap tenang dan bijak. Diversifikasi portofolio dengan menyeimbangkan antara saham defensif seperti energi/mining serta asset safe‑haven sangat penting.

“Terus manfaatkan edukasi pasar di galeri lokal agar bisa membuat keputusan investasi yang lebih matang, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik global,” pungkasnya. (dil/fia).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – Konflik Iran-Israel yang semakin memanas membuat pasar global berhati-hati. Bahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi sekitar 0,53 % ke level 7.166 per 13 Juni. Lalu sempat rebound naik +0,73 % (≈+52 poin) ke posisi 7.169,5 pada sesi siang 17 Juni, dan akhirnya ditutup menguat 0,54 % ke level 7.155,85 pada penutupan Selasa (17 Juni 2025.

Volatilitas ini mencerminkan sentimen global yang mengalihkan dana ke aset safe-haven seperti emas dan minyak.

Dengan adanya konflik tersebut, Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Papua Kresna Aditya Payokwa menyebut kondisi Papua justru terjadi peningkatan jumlah investor.

Diakui Kresna bahwa hingga 26 Mei 2025, jumlah SID di Indonesia telah menembus 7 juta dan di Papua sendiri tercatat lebih dari 106.542 investor hingga Maret 2025.

Baca Juga :  Dari Hasil Foto, Bisa Hasilkan Rp 300 ribu - Rp 1,2 Juta

“Pertumbuhan ini menunjukkan minat yang kuat terhadap pasar modal, didukung program edukasi di Galeri Investasi BEI yang aktif menjangkau masyarakat lokal,”ungkapnya, Rabu (18/6).

Ia pun meminta investor di Papua tetap tenang dan bijak. Diversifikasi portofolio dengan menyeimbangkan antara saham defensif seperti energi/mining serta asset safe‑haven sangat penting.

“Terus manfaatkan edukasi pasar di galeri lokal agar bisa membuat keputusan investasi yang lebih matang, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik global,” pungkasnya. (dil/fia).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya