Pengurus Penggerak Pemerhati Seminari Pastor Bonus Merauke saat dikukuhkan oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Merauke Pastor Hendrikus Kariwop, MSC, pada perayaan Natal bersama Seminari Menengah Pastor Bonus Merauke, Sabtu (4/1). ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Umat Katolik Keuskupan Agung Merauke yang meliputi 3 wilayah kabupaten yakni Merauke, Boven Digoel, dan Mappi diajak untuk turut terlibat dalam memperhatikan kemajuan seminari menegah Pastor Bonus Merauke sebagai tempat untuk membentuk dan mendidik seorang calon imam dan pemimpin gereja Katolik masa depan.
Ajakan ini disampaikan oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Merauke Pastor Hendrikus Kariwop, MSC pada perayaan natal bersama dengan para Seminari Menengah Pastor Bonus Merauke di lapangan SMA YPPK Yos Sudarso Merauke, Sabtu (4/1).
Seminari Menengah Pastor Bonus Merauke sendiri berdiri pada tahun 2006 lalu. Artinya, sudah hampir 14 tahun. Namun sampai sekarang ini, kondisi asramanya untuk menampung calon-calon imam tersebut masih cukup memprihatinkan. Karena itu, dalam menggerakan keterlibatan umat, maka dibentuk dan dikukuhkan Pengurus Penggerak Pemerhati Seminari Pastor Bonus Merauke.
“Tugas ini memang berat, namun Tuhan Yesuslah yang akan menggerakan saudara-saudara yang akan melaksanakan tugas mulia ini,’’ kata Pastor Hendrikus Kariwop saat melakukan pengukuhan.
Pastor Hendrikus Kariwop menjelaskan bahwa sejak para misionaris hadir di Selatan Tanah Papua pengembangan sumber daya manusia sudah dilakukan dimana mereka mendirikan sekolah-sekolah umum lebih khusus seminari. “Seminari menengah pernah ada di Keuskupan Agung Merauke. Terjadi tahun tahun 50-an dan tahun 70-an masih ada. Namun selanjutnya di sekolah umum yang saat itu cukup baik dan bagus. Tapi, yang khusus mencerdaskan pemimpin-pemimpin gereja hanya ada satu di STT Fajar Timur di Jayapura. Kebanyakan kami kirim anak-anak dari sekolah umum tingkat SMA. Tapi kita tidak membina anak-anak secara khusus sejak menengah. Karena itu, kita perlu pengembangan SDM secara utuh untuk menjadi pemimpin-pemimpin gereja yang berkualitas yang dimulai dari Seminari Menengah Pastor Bonus Merauke,’’ jelasnya.
Pastor Hendrikus Kariwop juga menjelaskan bahwa akan ada pengembangan seminari kecil di beberapa wilayah yakni di Merauke, Kimaam, Kepi, Mindiptana. Lalu Muting atau Okaba. “Di seminari kecil ini nantinya akan -anak dididik dengan baik, setelah itu kemudian dikirim ke Seminari Menengah Pastor Bonus Merauke. Seminari menegah dididik lebih, selanjutnya akan dididik ke seminari tinggi. Ini dilakukan agar-anak-anak Papua tidak minder,’’ tandasnya. (ulo/tri)
Pengurus Penggerak Pemerhati Seminari Pastor Bonus Merauke saat dikukuhkan oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Merauke Pastor Hendrikus Kariwop, MSC, pada perayaan Natal bersama Seminari Menengah Pastor Bonus Merauke, Sabtu (4/1). ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Umat Katolik Keuskupan Agung Merauke yang meliputi 3 wilayah kabupaten yakni Merauke, Boven Digoel, dan Mappi diajak untuk turut terlibat dalam memperhatikan kemajuan seminari menegah Pastor Bonus Merauke sebagai tempat untuk membentuk dan mendidik seorang calon imam dan pemimpin gereja Katolik masa depan.
Ajakan ini disampaikan oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Merauke Pastor Hendrikus Kariwop, MSC pada perayaan natal bersama dengan para Seminari Menengah Pastor Bonus Merauke di lapangan SMA YPPK Yos Sudarso Merauke, Sabtu (4/1).
Seminari Menengah Pastor Bonus Merauke sendiri berdiri pada tahun 2006 lalu. Artinya, sudah hampir 14 tahun. Namun sampai sekarang ini, kondisi asramanya untuk menampung calon-calon imam tersebut masih cukup memprihatinkan. Karena itu, dalam menggerakan keterlibatan umat, maka dibentuk dan dikukuhkan Pengurus Penggerak Pemerhati Seminari Pastor Bonus Merauke.
“Tugas ini memang berat, namun Tuhan Yesuslah yang akan menggerakan saudara-saudara yang akan melaksanakan tugas mulia ini,’’ kata Pastor Hendrikus Kariwop saat melakukan pengukuhan.
Pastor Hendrikus Kariwop menjelaskan bahwa sejak para misionaris hadir di Selatan Tanah Papua pengembangan sumber daya manusia sudah dilakukan dimana mereka mendirikan sekolah-sekolah umum lebih khusus seminari. “Seminari menengah pernah ada di Keuskupan Agung Merauke. Terjadi tahun tahun 50-an dan tahun 70-an masih ada. Namun selanjutnya di sekolah umum yang saat itu cukup baik dan bagus. Tapi, yang khusus mencerdaskan pemimpin-pemimpin gereja hanya ada satu di STT Fajar Timur di Jayapura. Kebanyakan kami kirim anak-anak dari sekolah umum tingkat SMA. Tapi kita tidak membina anak-anak secara khusus sejak menengah. Karena itu, kita perlu pengembangan SDM secara utuh untuk menjadi pemimpin-pemimpin gereja yang berkualitas yang dimulai dari Seminari Menengah Pastor Bonus Merauke,’’ jelasnya.
Pastor Hendrikus Kariwop juga menjelaskan bahwa akan ada pengembangan seminari kecil di beberapa wilayah yakni di Merauke, Kimaam, Kepi, Mindiptana. Lalu Muting atau Okaba. “Di seminari kecil ini nantinya akan -anak dididik dengan baik, setelah itu kemudian dikirim ke Seminari Menengah Pastor Bonus Merauke. Seminari menegah dididik lebih, selanjutnya akan dididik ke seminari tinggi. Ini dilakukan agar-anak-anak Papua tidak minder,’’ tandasnya. (ulo/tri)