Friday, October 3, 2025
23.8 C
Jayapura

Melek Digital Teknologi, Diskominfo Paparkan Apa Itu Smart Farming

SENTANI – Dinilai berhasil mengembangkan inovasi Internet of Things (IoT) Pertanian Digital (I-PADI) untuk pertanian cerdas (smart farmin) yang merupakan proyek perubahan sebagai Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXX Tahun 2023, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Jayapura, Gustaf Griapon di undang memberikan kuliah umum di Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) Universitas Yapis Papua.

“Kuliah umum yang bertajuk, Transformasi Pertanian Menuju Era Digital dengan Pemanfaatan IoT untuk Pertanian Cerdas (smart farming),” katanya kepada Cenderawasih Pos, dalam rilisnya, Selasa (12/5) kemarin.

“Saat ini di era digitalisasi atau era kecerdasan buatan, kita harus memberi edukasi atau memberikan materi tentang apa itu pertanian cerdas, sehingga para pihak termasuk mahasiswa bisa memahami dan menerapkan pertanian cerdas pada karya-karya akademik dan melakukan riset-riset,” ujarnya lagi.

Baca Juga :  Laka Tunggal di Kaureh,  4 Meninggal dan 10 Luka - luka

Menurutnya,  materi yang disampaikan merupakan hasil dari inovasi Diklat PIM II pada dua tahun lalu sehingga dapat dipastikan bahwa memang pertanian cerdas yang dimaksudkannya kini benar-benar sedang diterapkan oleh sejumlah petani.

SENTANI – Dinilai berhasil mengembangkan inovasi Internet of Things (IoT) Pertanian Digital (I-PADI) untuk pertanian cerdas (smart farmin) yang merupakan proyek perubahan sebagai Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXX Tahun 2023, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Jayapura, Gustaf Griapon di undang memberikan kuliah umum di Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) Universitas Yapis Papua.

“Kuliah umum yang bertajuk, Transformasi Pertanian Menuju Era Digital dengan Pemanfaatan IoT untuk Pertanian Cerdas (smart farming),” katanya kepada Cenderawasih Pos, dalam rilisnya, Selasa (12/5) kemarin.

“Saat ini di era digitalisasi atau era kecerdasan buatan, kita harus memberi edukasi atau memberikan materi tentang apa itu pertanian cerdas, sehingga para pihak termasuk mahasiswa bisa memahami dan menerapkan pertanian cerdas pada karya-karya akademik dan melakukan riset-riset,” ujarnya lagi.

Baca Juga :  Pelantikan Dewan Bulan Depan, Sekwan Mulai Lakukan Persiapan

Menurutnya,  materi yang disampaikan merupakan hasil dari inovasi Diklat PIM II pada dua tahun lalu sehingga dapat dipastikan bahwa memang pertanian cerdas yang dimaksudkannya kini benar-benar sedang diterapkan oleh sejumlah petani.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya