Sunday, August 17, 2025
20.7 C
Jayapura

Wabup Sarmi Panen Perdana Bawang Merah di Bonggo

SARMI– Petani bawang merah di SP2, Distrik Bonggo, Sarmi, akhirnya mencatatkan panen perdana dengan hasil estimasi 1 ton dari lahan seperempat hektar. Keberhasilan ini tidak lepas dari penggunaan obat anti-hama dan fungisida, meski ketersediaan bahan tersebut masih menjadi kendala serius di wilayah itu.

Kepala Dinas Pertanian Sarmi, Maria Marau, mengungkapkan bahwa obat-obatan pertanian seperti pestisida dan fungisida harus didatangkan dari Jayapura atau Arso.

“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi petani. Namun, kami berkomitmen melanjutkan pendampingan, termasuk memastikan ketersediaan bibit dan pupuk,” tegasnya.

Ia berharap, kesuksesan panen perdana ini bisa memacu semangat petani, khususnya generasi milenial, untuk terjun ke budidaya bawang merah.”Ini bukti bahwa dengan penanganan tepat, bawang bisa tumbuh baik di Sarmi,” ujarnya.

Baca Juga :  Kunjungi Wilayah Binaan, Dandim 1702/JWY Kunjungi Kampung Hulekaima

Seput Senter, salah satu petani bawang, mengaku bahwa jamur menjadi ancaman terbesar. Pasalnya, hama seperti kutu atau belalang masih bisa dilihat, tapi jamur tidak. Makanya sejak awal para petani  harus rajin menyemprot fungisida.

Selain jamur, petani juga terbebani oleh sulitnya mendapatkan benih dan pupuk setelah penyemprotan.”Kalau tidak ada stok, kami harus menunggu lama karena pengiriman dari luar daerah,” keluhnya.

Dinas Pertanian Sarmi berjanji akan memperjuangkan solusi atas kelangkaan sarana produksi pertanian ini, sekaligus mendorong ekspansi penanaman bawang sebagai komoditas baru yang menjanjikan.(roy)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

SARMI– Petani bawang merah di SP2, Distrik Bonggo, Sarmi, akhirnya mencatatkan panen perdana dengan hasil estimasi 1 ton dari lahan seperempat hektar. Keberhasilan ini tidak lepas dari penggunaan obat anti-hama dan fungisida, meski ketersediaan bahan tersebut masih menjadi kendala serius di wilayah itu.

Kepala Dinas Pertanian Sarmi, Maria Marau, mengungkapkan bahwa obat-obatan pertanian seperti pestisida dan fungisida harus didatangkan dari Jayapura atau Arso.

“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi petani. Namun, kami berkomitmen melanjutkan pendampingan, termasuk memastikan ketersediaan bibit dan pupuk,” tegasnya.

Ia berharap, kesuksesan panen perdana ini bisa memacu semangat petani, khususnya generasi milenial, untuk terjun ke budidaya bawang merah.”Ini bukti bahwa dengan penanganan tepat, bawang bisa tumbuh baik di Sarmi,” ujarnya.

Baca Juga :  Razia Miras dan Narkoba Belum Berakhir 6 Orang Diamankan Tim Gabungan

Seput Senter, salah satu petani bawang, mengaku bahwa jamur menjadi ancaman terbesar. Pasalnya, hama seperti kutu atau belalang masih bisa dilihat, tapi jamur tidak. Makanya sejak awal para petani  harus rajin menyemprot fungisida.

Selain jamur, petani juga terbebani oleh sulitnya mendapatkan benih dan pupuk setelah penyemprotan.”Kalau tidak ada stok, kami harus menunggu lama karena pengiriman dari luar daerah,” keluhnya.

Dinas Pertanian Sarmi berjanji akan memperjuangkan solusi atas kelangkaan sarana produksi pertanian ini, sekaligus mendorong ekspansi penanaman bawang sebagai komoditas baru yang menjanjikan.(roy)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya