Tuesday, April 8, 2025
24.7 C
Jayapura

Pedasnya Hargai Cabai Ditanggapi Wakil Bupati

MERAUKE– Wakil bupati Merauke Fauzun Nihayah menanggapi kondisi pedasnya hargai Cabai Rawit di Merauke yang beberapa hari terakhir tembus angka Rp 400 ribu perkilo. Dihubungi media ini lewat telpon selulernya, Fauzun Nihayah mengungkapkan, harga Cabai Rawit yang melonjak sampai Rp 350.000-400.000 tersebut karena kebutuhan yang meningkat sementara stok yang ada di pasar terbatas.

Banyak permintaan sebentara barang minim sehingga secara otomatis harga menjadi mahal.

‘’Harga yang melonjak sangat tinggi tersebut karena di hari lebaran ini kebutuhan sangat meningkat sementara stok yang ada sangat terbatas,’’ kata Fausun Nihayah, Jumat (4/4).

Bahkan lanjutnya, sebagian Cabai Rawit yang dijual pedagang di Merauke tersebut sudah didatangkan dari Jayapura dengan biaya cargo Rp 120.000 perkilo. Sehingga menurutnya, jika pedagang menjual dengan harganya Rp 300.000-400.000 adalah hal yang wajar, karena pedagang pasti ingin mendapatkan keuntungan.

Baca Juga :  Di Surabaya, BTM Beri Motivasi 15 Pemuda Papua

Namun begitu, lanjut mantan anggota DPRP Papua ini, harga Cabai Rawit pada Jumat (4/4) mulai normal kembali dengan harga Rp 120.000 perkilo. ‘’Tadi dari beberapa pedagang sampaikan kalau harga cabe rawit perhari ini, sudah mulai normal kembali, Rp 120.000 perkilonya,’’ jelasnya.

Ditanya langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dalam menstabilkan kembali harga Cabai Rawit tersebut, Fauzun Nihayah meminta OPD terkait untuk memberikan perhatian terhadap stok cabai menjelang dan saat hari raya keagamaan. Baik Cabai Rawit, Cabai Keriting maupun cabe besar.

Sebab, soal harga percabean ini selalu melonjak saat hari raya besar baik Idul Fitri maupun Natal. ‘’Harusnya ada skala prioritas yang memang harus kita lakukan dalam menghadapi hari-hari besar keagamaan, sehingga setiap tahunnya harga seperti cabe ini bisa ditekan,’’ katanya. Diakui Fauzun Nihayah bahwa stok Cabai Rawit di Merauke tersebut terbatas karena sebagian cabe petani mati karena masalah banjir atau genangan air.

Baca Juga :  Cerdaskan Generasi Penerus Bangsa, Rumah Baca dan Taman Bermain Didirikan 

‘’Tapi ada beberapa petani cabe binaan kita yang dalam waktu dekat ini akan mulai panen sehingga dapat mensupay kebutuhan masyarakat ,’’ tambahnya. (ulo/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MERAUKE– Wakil bupati Merauke Fauzun Nihayah menanggapi kondisi pedasnya hargai Cabai Rawit di Merauke yang beberapa hari terakhir tembus angka Rp 400 ribu perkilo. Dihubungi media ini lewat telpon selulernya, Fauzun Nihayah mengungkapkan, harga Cabai Rawit yang melonjak sampai Rp 350.000-400.000 tersebut karena kebutuhan yang meningkat sementara stok yang ada di pasar terbatas.

Banyak permintaan sebentara barang minim sehingga secara otomatis harga menjadi mahal.

‘’Harga yang melonjak sangat tinggi tersebut karena di hari lebaran ini kebutuhan sangat meningkat sementara stok yang ada sangat terbatas,’’ kata Fausun Nihayah, Jumat (4/4).

Bahkan lanjutnya, sebagian Cabai Rawit yang dijual pedagang di Merauke tersebut sudah didatangkan dari Jayapura dengan biaya cargo Rp 120.000 perkilo. Sehingga menurutnya, jika pedagang menjual dengan harganya Rp 300.000-400.000 adalah hal yang wajar, karena pedagang pasti ingin mendapatkan keuntungan.

Baca Juga :  Penyelesaian Pembuatan Sumur Air Bersih di Kampung Po Epe Dikebut

Namun begitu, lanjut mantan anggota DPRP Papua ini, harga Cabai Rawit pada Jumat (4/4) mulai normal kembali dengan harga Rp 120.000 perkilo. ‘’Tadi dari beberapa pedagang sampaikan kalau harga cabe rawit perhari ini, sudah mulai normal kembali, Rp 120.000 perkilonya,’’ jelasnya.

Ditanya langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dalam menstabilkan kembali harga Cabai Rawit tersebut, Fauzun Nihayah meminta OPD terkait untuk memberikan perhatian terhadap stok cabai menjelang dan saat hari raya keagamaan. Baik Cabai Rawit, Cabai Keriting maupun cabe besar.

Sebab, soal harga percabean ini selalu melonjak saat hari raya besar baik Idul Fitri maupun Natal. ‘’Harusnya ada skala prioritas yang memang harus kita lakukan dalam menghadapi hari-hari besar keagamaan, sehingga setiap tahunnya harga seperti cabe ini bisa ditekan,’’ katanya. Diakui Fauzun Nihayah bahwa stok Cabai Rawit di Merauke tersebut terbatas karena sebagian cabe petani mati karena masalah banjir atau genangan air.

Baca Juga :  Hanya Pisahkan Secara Administrasi, Untuk orang Papua Tetap Ada

‘’Tapi ada beberapa petani cabe binaan kita yang dalam waktu dekat ini akan mulai panen sehingga dapat mensupay kebutuhan masyarakat ,’’ tambahnya. (ulo/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya