Saturday, March 1, 2025
21.3 C
Jayapura

Guru Honorer di Paniai Jadi Koordinator Aksi Tolak MBG

JAYAPURA-Sekitar 300 siswa dari 5 sekolah di Kabupaten Paniai melakukan aksi penolakan Makan Bergizi Gratis (MBG) di depan Kantor Bupati Paniai, Papua Tengah, Senin (24/2). Menariknya, jika di daerah lain mayoritas aksi dikoordinasi oleh para siswa sendiri  namun di Paniai justru dipimpin oleh para guru honorer.

Menurut keterangan Kapolres Paniai Kompol Dedy, A. Puhiri, alasan utama para guru honorer menjadi koordinator aksi tersebut karena masalah honor. Dimana Pemda Paniai belum membayarkan gaji sehingga mereka tergerak melakukan aksi.

“Ada 4 orang guru honorer, mereka mengaku ikut aksi karena gaji mereka tidak dibayarkan oleh Pemda,” jelasnya kepada Cenderawasih pos melalui sambungan telepon, Selasa (25/2).

Dalam aksi ini, para siswa menyampaikan tuntutan, yakni menolak Program MBG dan meminta pemerintah pusat menggantinya dengan program pendidikan gratis.

Pemda setempat langsung menerima aspirasi tersebut untuk kemudian disampaikan kepada bulati yang saat ini tengah mengikuti ret-ret di Magelang.  “Kemarin yang terima aspirasi ini pejabat pemda, karena bupati terpilih masih di Jakarta ikut ret-ret,” jelasnya.

Baca Juga :  Kabur ke Ternate, Salah Satu Pelaku Persetubuhan Dijemput Paksa

Meski berlangsung tertib, aparat kepolisian tetap melakukan penyelidikan guna mencari tahu siapa yang berada di balik aksi tersebut.

“Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut karena anak-anak ini masih kecil. Tidak mungkin mereka menginisiasi aksi ini sendiri tanpa ada pihak yang mempengaruhi,” tegas Kompol Dedy.

Untuk mengamankan jalannya aksi, kepolisian menurunkan 200 personel gabungan TNI-Polri. Namun, karena aksi berlangsung damai, aparat yang dikerahkan tidak bersenjata.

“Karena yang aksi ini anak anak, jadi kita juga lakukan pengamanan secara humanis,” tuturnya.

Ia pun menegaskan aksi ini tidak dianggap sepele, namun perlu direspon secara serius oleh pemda setempat. Penting dilakukan  sosialisasi dari Pemda terkait manfaat Program MBG serta kebijakan pendidikan. Sehingga masyarakat dapat memahami manfaat dari program yang dinisasi oleh Pemerintah pusat itu.

Baca Juga :  Sat Lantas Polres Tolikara Berikan Pelayanan Prima

“Terlepas dari ada atau tidaknya pihak yang menggerakkan aksi ini, saya melihat ini juga terjadi karena kurangnya sosialisasi dari Pemda. Ke depan, diharapkan ada sosialisasi yang lebih masif di sekolah-sekolah, baik mengenai MBG maupun program pendidikan gratis,” ujarnya.

Aksi ini berakhir tanpa bentrok atau korban jiwa. Para siswa kembali ke rumah masing-masing dengan diantar oleh pihak kepolisian atau dijemput oleh orang tua mereka. “Hingga saat ini, situasi di Paniai telah kembali kondusif, dan kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa,” tutup Kompol Dedy. (rel)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA-Sekitar 300 siswa dari 5 sekolah di Kabupaten Paniai melakukan aksi penolakan Makan Bergizi Gratis (MBG) di depan Kantor Bupati Paniai, Papua Tengah, Senin (24/2). Menariknya, jika di daerah lain mayoritas aksi dikoordinasi oleh para siswa sendiri  namun di Paniai justru dipimpin oleh para guru honorer.

Menurut keterangan Kapolres Paniai Kompol Dedy, A. Puhiri, alasan utama para guru honorer menjadi koordinator aksi tersebut karena masalah honor. Dimana Pemda Paniai belum membayarkan gaji sehingga mereka tergerak melakukan aksi.

“Ada 4 orang guru honorer, mereka mengaku ikut aksi karena gaji mereka tidak dibayarkan oleh Pemda,” jelasnya kepada Cenderawasih pos melalui sambungan telepon, Selasa (25/2).

Dalam aksi ini, para siswa menyampaikan tuntutan, yakni menolak Program MBG dan meminta pemerintah pusat menggantinya dengan program pendidikan gratis.

Pemda setempat langsung menerima aspirasi tersebut untuk kemudian disampaikan kepada bulati yang saat ini tengah mengikuti ret-ret di Magelang.  “Kemarin yang terima aspirasi ini pejabat pemda, karena bupati terpilih masih di Jakarta ikut ret-ret,” jelasnya.

Baca Juga :  Pasien Covid-19 Tinggal Satu Orang, Pengawasan Penumpang Diperketat

Meski berlangsung tertib, aparat kepolisian tetap melakukan penyelidikan guna mencari tahu siapa yang berada di balik aksi tersebut.

“Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut karena anak-anak ini masih kecil. Tidak mungkin mereka menginisiasi aksi ini sendiri tanpa ada pihak yang mempengaruhi,” tegas Kompol Dedy.

Untuk mengamankan jalannya aksi, kepolisian menurunkan 200 personel gabungan TNI-Polri. Namun, karena aksi berlangsung damai, aparat yang dikerahkan tidak bersenjata.

“Karena yang aksi ini anak anak, jadi kita juga lakukan pengamanan secara humanis,” tuturnya.

Ia pun menegaskan aksi ini tidak dianggap sepele, namun perlu direspon secara serius oleh pemda setempat. Penting dilakukan  sosialisasi dari Pemda terkait manfaat Program MBG serta kebijakan pendidikan. Sehingga masyarakat dapat memahami manfaat dari program yang dinisasi oleh Pemerintah pusat itu.

Baca Juga :  Minta Jatah Preman, 14 Pekerja Bangunan Diancam OTK

“Terlepas dari ada atau tidaknya pihak yang menggerakkan aksi ini, saya melihat ini juga terjadi karena kurangnya sosialisasi dari Pemda. Ke depan, diharapkan ada sosialisasi yang lebih masif di sekolah-sekolah, baik mengenai MBG maupun program pendidikan gratis,” ujarnya.

Aksi ini berakhir tanpa bentrok atau korban jiwa. Para siswa kembali ke rumah masing-masing dengan diantar oleh pihak kepolisian atau dijemput oleh orang tua mereka. “Hingga saat ini, situasi di Paniai telah kembali kondusif, dan kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa,” tutup Kompol Dedy. (rel)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/