Catatan Organisasi Greenpeace dan Celios Terkait 100 Hari Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran
Sepekan lalu dua organisasi, Greenpeace dan Celios merilis catatan 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran. Semua raport merah. Berikut catatannya.
Laporan: Abdel Gamel Naser – Jayapura
Dalam 100 hari memimpin, pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapat kritik di berbagai bidang, seperti lingkungan, ekonomi, demokrasi, HAM, politik luar negeri, hingga program Makan Bergizi Gratis (MBG). Greenpeace dan Celios menilai kinerja ini berdasarkan komitmen, pernyataan, dan kebijakan pemerintah sejak pelantikan 20 Oktober 2024.
Greenpeace adalah organisasi lingkungan independen yang selama ini konsen mengkritisi kebijakan pemerintah. Sedangkan Celios adalah lembaga think thank yang berbasis di Jakarta. Lembaga yang lebih banyak berbicara soal sektor ekonomi. Dijelaskan bahwa berbagai kebijakan pemerintah dinilai memperkuat warisan Joko Widodo yang menguntungkan oligarki namun merugikan rakyat dan lingkungan.
Prabowo-Gibran juga dinilai kembali pada pola lama solusi instan yang gagal menyelesaikan masalah struktural secara mendalam. Catatan pertama terkait lingkungan hidup. Disini rencana pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan mengalihfungsikan 20 juta hektare hutan untuk swasembada pangan dan energi memicu kekhawatiran terhadap komitmen iklim dan biodiversitas Indonesia.
Alih fungsi ini mengancam lingkungan, mempercepat kepunahan keanekaragaman hayati, dan merugikan masyarakat adat serta lokal yang bergantung pada hutan. Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak menyebut gagasan kedaulatan pangan dan energi Prabowo sebagai ilusi.
“Pembukaan lahan jelas akan meningkatkan emisi karbon, termasuk memicu kebakaran dan kabut asap, terutama di lahan gambut. Menyamakan perkebunan kelapa sawit dengan keanekaragaman hutan Indonesia yang kaya adalah kekeliruan besar,” ujarnya dalam rilisnya pekan kemarin.