Wednesday, February 5, 2025
25.7 C
Jayapura

Abepura dan Kotaraja Berpotensi Terjadi Bencana Likuifaksi

JAYAPURA-Sekretaris Ikatan Ahli Geologi Indonesia pengurus daerah Papua yang juga sekaligus dosen teknik geologi Universitas Cendrawasih, Marcelino Yonas, mengungkapkan kawasan pemukiman padat penduduk Abepura dan Kotaraja berpotensi mengalami bencana alam likuifaksi.

   Hal itu diungkapkannya berdasarkan kondisi bebatuan di bawah permukaan tanah yang ada di kawasan itu. Itu juga diungkapkannya atas kekhawatiran pemanfaatan air tanah yang berlebihan di wilayah tersebut seiring dengan kehadiran pembangunan kawasan permukiman dan bangunan-bangunan berskala besar yang memungkinkan pemanfaatan sumber air tanah dalam jumlah yang banyak.

   “Kalau kita berbicara di mana daerah yang aman untuk dibangun, selama ini kalau kita lihat Abe dan Kotaraja juga sebenarnya daerah yang sangat berpotensi untuk kedepannya  terjadi bencana likuifaksi,”kata Marcelino Yonas, saat diwawancarai Cendrawasih Pos, Senin (3/2).

Baca Juga :  Gubernur : RSJ Abepura Jauh dari Kata Manusiawi

    Menurut Yonas, pemerintah tentunya menetapkan kawasan pemukiman diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) atau  rencana tata ruang kota.

   Sementara itu, bagian utara Kota Jayapura ini  ada formasi batuan beku dan batuan metamorf. Kemudian di wilayah Kota Jayapura sendiri Abepura dan Kotaraja, merupakan daerah datar atau dengan istilah geologi endapan aluvial.

    Selanjutnya, ke arah Waena sampai Dok 9 itu, merupakan kawasan batuan beku dan metamorf tapi sudah mengalami gangguan tektonik. Maksudnya sudah rapuh karena gangguan tektonik  seperti gempa, dan sebagian besar kondisi batuan sudah hancur.

   “Sehingga hal ini, termasuk pemetaan sesar aktif dalam kota, harusnya giat dilakukan oleh pemerintah Kota Jayapura,”ujarnya.

Baca Juga :  Masih Banyak Tindak Kekerasan di Institusi Pendidikan

JAYAPURA-Sekretaris Ikatan Ahli Geologi Indonesia pengurus daerah Papua yang juga sekaligus dosen teknik geologi Universitas Cendrawasih, Marcelino Yonas, mengungkapkan kawasan pemukiman padat penduduk Abepura dan Kotaraja berpotensi mengalami bencana alam likuifaksi.

   Hal itu diungkapkannya berdasarkan kondisi bebatuan di bawah permukaan tanah yang ada di kawasan itu. Itu juga diungkapkannya atas kekhawatiran pemanfaatan air tanah yang berlebihan di wilayah tersebut seiring dengan kehadiran pembangunan kawasan permukiman dan bangunan-bangunan berskala besar yang memungkinkan pemanfaatan sumber air tanah dalam jumlah yang banyak.

   “Kalau kita berbicara di mana daerah yang aman untuk dibangun, selama ini kalau kita lihat Abe dan Kotaraja juga sebenarnya daerah yang sangat berpotensi untuk kedepannya  terjadi bencana likuifaksi,”kata Marcelino Yonas, saat diwawancarai Cendrawasih Pos, Senin (3/2).

Baca Juga :  Sambut Harhubnas 2024, BPTD Papua Gelar Donor Darah

    Menurut Yonas, pemerintah tentunya menetapkan kawasan pemukiman diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) atau  rencana tata ruang kota.

   Sementara itu, bagian utara Kota Jayapura ini  ada formasi batuan beku dan batuan metamorf. Kemudian di wilayah Kota Jayapura sendiri Abepura dan Kotaraja, merupakan daerah datar atau dengan istilah geologi endapan aluvial.

    Selanjutnya, ke arah Waena sampai Dok 9 itu, merupakan kawasan batuan beku dan metamorf tapi sudah mengalami gangguan tektonik. Maksudnya sudah rapuh karena gangguan tektonik  seperti gempa, dan sebagian besar kondisi batuan sudah hancur.

   “Sehingga hal ini, termasuk pemetaan sesar aktif dalam kota, harusnya giat dilakukan oleh pemerintah Kota Jayapura,”ujarnya.

Baca Juga :  Masih Banyak Tindak Kekerasan di Institusi Pendidikan

Berita Terbaru

Dua Senpi Rampasan Berhasil Ditemukan

Di  Yahukimo, Kanit Intel Ditembak OTK

Ratusan Pelajar Demo Tolak MBG

Artikel Lainnya