Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Khahabey si Penguasa Kini Terancam, Pola Budidaya Perlu Dicoba

Mencermati Keberadaan Ikan Gabus Asli Danau Sentani yang Kini Makin Sulit Ditemukan

Danau Sentani dihuni oleh beragam habitat ikan. Dari semua tentu ada yang endemik. Masyarakat setempat menyebutnya ikan gabus. Mirip ikan Gabus Toraja namun warnanya agak kekuningan. Ikan ini makin sulit ditemukan.

Laporan : Priyadi – Sentani

Berasal dari famili Butidae dengan nama umum Sentani Gudgeon atau memiliki nama latin Oxyeleotris heterodon Weber, 1907. Ikan Gabus Sentani ternyata memiliki beberapa nama lain. Di lingkungan masyarakat lokal dikenal dengan sebutan Gabus Bodoh atau Himen. Selain ikan ini ada juga jenis ikan Heuw yang mendiami Danau Sentani.

Danau yang menjadi tempat hidup bagi masyarakat pesisir di Ibukota Kabupaten Jayapura. Dikelilingi pulau dengan rumah – rumah kayu, di danau itulah masyarakat menggantungkan hidup sebagai nelayan tradisional. Satu buruan yang sering dicari adalah jenis Ikan Gabus. Bukan Gabus Toraja melainkan ikan endemik Danau Sentani. Bentuknya mirip dengan  Gabus Tojara namun memilki sisik lebih halus dan warna kombinasi hijau lumut dan kekuningan di bagian perut.

Baca Juga :  Mudahkan Dalam Pelaporan RFK dan Hindari Perbedaan Data

Jika diperhatikan, kondisi ekosistem Danau Sentani kini mengalami kerusakan berat akibat tekanan pembangunan yang berpengaruh terhadap biota di dalamnya. Berbagai hasil penelitian menyebutkan, Danau Sentani telah tercamar oleh berbagai limbah dari permukiman penduduk, rumah sakit maupun tempat usaha. Ada juga  sendimentasi hingga hilangnya  hutan sagu akibat penimbunan.

Limbah cair menjadi salah satu material yang memberi sumbangan terbesar terhadap rusaknya ekosistem danau kebanggaan masyarakat di Sentani ini yang didalamnya hidup berbagai spesies endemik, salah satunya Khahabey atau ikan gabus tadi. Penelitian yang dilakukan salah satu akademisi Uncen, Henderita Ohee pada sebuah artikel menyebut bahwa pada tahun 1993 di Danau Sentani masih dijumpai 35 spesies ikan. Namun ketika dilakukan penelitian lagi pada tahun 2016-2017 ternyata hanya tersisa 19 spesies saja.

Baca Juga :  Gabus Fokus Berantas Buta Aksara Hingga Pelosok Kampung

Dari jumlah tersebut 8 spesies adalah ikan asli, 7 spesies ikan anadromus; yaitu jenis ikan yang bertelur di laut dan kembali lagi ke danau Sentani. Sedangkan ikan introduksi atau yang dibawa dari luar oleh manusia sebanyak 10 sampai 11 jenis.

Spesies anadromus yang sebelumnya dijumpai di Danau Sentani,  seperti hiu gergaji (Pristis microdon), bahkan tidak ditemukan lagi sejak awal tahun 1970-an. Penyebabnya karena sering tertangkap jaring nelayan.

Akademisi Henderita menyebut ada 3 jenis ikan endemik Danau Sentani; ikan Gabus Sentani (Glossogobius sentaniensis), ikan pelangi sentani (Chilatherina sentaniensis), dan ikan pelangi merah (Glossolepis incisus). Namun salah satunya kemungkinan sudah punah, yaitu ikan pelangi sentani,” ungkap Henderite.

Mencermati Keberadaan Ikan Gabus Asli Danau Sentani yang Kini Makin Sulit Ditemukan

Danau Sentani dihuni oleh beragam habitat ikan. Dari semua tentu ada yang endemik. Masyarakat setempat menyebutnya ikan gabus. Mirip ikan Gabus Toraja namun warnanya agak kekuningan. Ikan ini makin sulit ditemukan.

Laporan : Priyadi – Sentani

Berasal dari famili Butidae dengan nama umum Sentani Gudgeon atau memiliki nama latin Oxyeleotris heterodon Weber, 1907. Ikan Gabus Sentani ternyata memiliki beberapa nama lain. Di lingkungan masyarakat lokal dikenal dengan sebutan Gabus Bodoh atau Himen. Selain ikan ini ada juga jenis ikan Heuw yang mendiami Danau Sentani.

Danau yang menjadi tempat hidup bagi masyarakat pesisir di Ibukota Kabupaten Jayapura. Dikelilingi pulau dengan rumah – rumah kayu, di danau itulah masyarakat menggantungkan hidup sebagai nelayan tradisional. Satu buruan yang sering dicari adalah jenis Ikan Gabus. Bukan Gabus Toraja melainkan ikan endemik Danau Sentani. Bentuknya mirip dengan  Gabus Tojara namun memilki sisik lebih halus dan warna kombinasi hijau lumut dan kekuningan di bagian perut.

Baca Juga :  Kab. Jayapura  jadi Salah Satu Tempat Produksi Ganja

Jika diperhatikan, kondisi ekosistem Danau Sentani kini mengalami kerusakan berat akibat tekanan pembangunan yang berpengaruh terhadap biota di dalamnya. Berbagai hasil penelitian menyebutkan, Danau Sentani telah tercamar oleh berbagai limbah dari permukiman penduduk, rumah sakit maupun tempat usaha. Ada juga  sendimentasi hingga hilangnya  hutan sagu akibat penimbunan.

Limbah cair menjadi salah satu material yang memberi sumbangan terbesar terhadap rusaknya ekosistem danau kebanggaan masyarakat di Sentani ini yang didalamnya hidup berbagai spesies endemik, salah satunya Khahabey atau ikan gabus tadi. Penelitian yang dilakukan salah satu akademisi Uncen, Henderita Ohee pada sebuah artikel menyebut bahwa pada tahun 1993 di Danau Sentani masih dijumpai 35 spesies ikan. Namun ketika dilakukan penelitian lagi pada tahun 2016-2017 ternyata hanya tersisa 19 spesies saja.

Baca Juga :  Dinas PU Minta BWJ Turun Tangan

Dari jumlah tersebut 8 spesies adalah ikan asli, 7 spesies ikan anadromus; yaitu jenis ikan yang bertelur di laut dan kembali lagi ke danau Sentani. Sedangkan ikan introduksi atau yang dibawa dari luar oleh manusia sebanyak 10 sampai 11 jenis.

Spesies anadromus yang sebelumnya dijumpai di Danau Sentani,  seperti hiu gergaji (Pristis microdon), bahkan tidak ditemukan lagi sejak awal tahun 1970-an. Penyebabnya karena sering tertangkap jaring nelayan.

Akademisi Henderita menyebut ada 3 jenis ikan endemik Danau Sentani; ikan Gabus Sentani (Glossogobius sentaniensis), ikan pelangi sentani (Chilatherina sentaniensis), dan ikan pelangi merah (Glossolepis incisus). Namun salah satunya kemungkinan sudah punah, yaitu ikan pelangi sentani,” ungkap Henderite.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya