Wednesday, May 8, 2024
26.7 C
Jayapura

Pasca Kerusuhan, Berdampak 3.000 Pengangguran

Pengungsi dari berbagai profesi pekerjaan yang keluar dari Jayawijaya saat kerusuhan di Wamena sebulan lalu.( FOTO : Denny/Cepos )

WAMENA-Kepala Bidang Tenaga Kerja Disnakerindag Kabupaten Jayawijaya Lukas Kosay mengaku pasca kerusuhan 23 September lalu, sangat berdampak pada dunia kerja di Kabupaten Jayawijaya. Meski belum menghimpun data pasti, namun pihaknya memperkirakan jumlah tenaga kerja yang terdampak mencapai 3000-an pekerja.

   “Kita prediksikan berdampak pada pengangguran dari tenaga terampil itu bisa mencapai 3000 orang pasca kerusuhan yang terjadi bulan kemarin, karena hampir semua tenaga trampil ini terkena dampak dari kasus kemarin,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos via selulernya, Rabu (30/10) kemarin.

  Jumlah itu diperkirakan untuk tenaga terampil, belum termasuk tenaga tidak terampil. Apalagi

saat ini pengungsi yang sudah kembali ke Wamena, banyak yang  belum melaporkan diri sebagai pengangguran berdampak kepada Disnakerindag Jayawijaya. Semua golongan pekerjaan itu dihimpun dan didat mulai  sopir, tukang, montir, warung makan dan usaha –usaha lainnya,       

Baca Juga :  Tim Gugus Masih Terus Lakukan Tracing

  “Kita lihat masih banyak yang belum kembali ke Wamena, sehingga tempat –tempat kerja mereka juga tidak aktif, selain itu juga banyak karyawan hotel yang sudah pulang sehingga jika dikalkulasikan angka pengangguran berdampak ini naik pasca kerusuhan kemarin,”kata Kosay .

  Ia memprediksikan dalam beberapa bulan kedepan ini, pengangguran berdampak di Jayawijaya akan kembali berkurang pasca kembalinya pengungsi dari luar, setelah pengungsi ini merasa  keadaan daerah atau Kota Wamena sudah kondusif atau pemerintah sudah berupaya untuk menetralisir daerah sehingga mereka akan kembali.

  “Kami yakin mereka akan kembali dan tempat –tempat kerja mereka akan kembali diaktifkan setelah dari pengungsian beberapa bulan kedepan, karena sampai saat ini masih banyak yang keluar Jayawijaya seperti pemilik warung, kios, karyawan swasta, bahkan pegawai honorer juga belum banyak yang kembali,”tuturnya. (jo/tri)  

Baca Juga :  Coba Terbang Dengan Pesawat C130 Hercules Tipe C
Pengungsi dari berbagai profesi pekerjaan yang keluar dari Jayawijaya saat kerusuhan di Wamena sebulan lalu.( FOTO : Denny/Cepos )

WAMENA-Kepala Bidang Tenaga Kerja Disnakerindag Kabupaten Jayawijaya Lukas Kosay mengaku pasca kerusuhan 23 September lalu, sangat berdampak pada dunia kerja di Kabupaten Jayawijaya. Meski belum menghimpun data pasti, namun pihaknya memperkirakan jumlah tenaga kerja yang terdampak mencapai 3000-an pekerja.

   “Kita prediksikan berdampak pada pengangguran dari tenaga terampil itu bisa mencapai 3000 orang pasca kerusuhan yang terjadi bulan kemarin, karena hampir semua tenaga trampil ini terkena dampak dari kasus kemarin,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos via selulernya, Rabu (30/10) kemarin.

  Jumlah itu diperkirakan untuk tenaga terampil, belum termasuk tenaga tidak terampil. Apalagi

saat ini pengungsi yang sudah kembali ke Wamena, banyak yang  belum melaporkan diri sebagai pengangguran berdampak kepada Disnakerindag Jayawijaya. Semua golongan pekerjaan itu dihimpun dan didat mulai  sopir, tukang, montir, warung makan dan usaha –usaha lainnya,       

Baca Juga :  Punya KTP Yahukimo, Dapat Berobat di RSUD Wamena

  “Kita lihat masih banyak yang belum kembali ke Wamena, sehingga tempat –tempat kerja mereka juga tidak aktif, selain itu juga banyak karyawan hotel yang sudah pulang sehingga jika dikalkulasikan angka pengangguran berdampak ini naik pasca kerusuhan kemarin,”kata Kosay .

  Ia memprediksikan dalam beberapa bulan kedepan ini, pengangguran berdampak di Jayawijaya akan kembali berkurang pasca kembalinya pengungsi dari luar, setelah pengungsi ini merasa  keadaan daerah atau Kota Wamena sudah kondusif atau pemerintah sudah berupaya untuk menetralisir daerah sehingga mereka akan kembali.

  “Kami yakin mereka akan kembali dan tempat –tempat kerja mereka akan kembali diaktifkan setelah dari pengungsian beberapa bulan kedepan, karena sampai saat ini masih banyak yang keluar Jayawijaya seperti pemilik warung, kios, karyawan swasta, bahkan pegawai honorer juga belum banyak yang kembali,”tuturnya. (jo/tri)  

Baca Juga :  Ditemukan Mayat di Kampung Ninabua, Distrik Asolokobal

Berita Terbaru

Artikel Lainnya