Titue Pekei Kecewa, Museum Noken Masih Tak Terawat
Sarankan Dikelola Oleh Seorang Perempuan
JAYAPURA – Penggagas Noken Papua di Unesco, Titus Pekei mengaku prihatin dengan bangunan Museum Nokenyang berada di lokasi Taman Budaya Provinsi Papua di Waena Distrik Heram. Pasalnya bangunan yang diresmikan pada 10 April 2013 ini hingga kini masih terbiar. Minim fungsi dan terkesan tak banyak memberi manfaat.
Titus lantas berfikir agar perlu dilakukan sebuah perombakan terutama ditingkat pimpinan. Ini agar museum tersebut memberi nilai lebih pada banyak orang.
“Sejak tahun 2013/2014 UPTD Museum Noken tidak terjadi perubahan dan kemajuan khususnya berkaitan pada warisan budaya tak benda. Lalu pada Agustus 2024, kamimengusulkan agar UPTD Museum Noken Papua ini serahkan kepada perempuan Papua yang disebut mama noken Papua,” kata Titus dalam pesan Whatsapp nya Selasa (10/9).
Ia berpendapat bahwa jika gedung ini dikelola oleh seorang perempuan pastinya ada naluri merawat atau menjaga barang yang dihasilkan. Akan tetapi akan berbeda ketika itu dikelola oleh seorang laku – laki. “Kalau seorang maka pasti barang koleksi bisa tapi kalau di luar itu maka pasti berantakan seperti yang ada sekarang. Museum Noken tidak terurus baik, berantakan dan rusak,”bebernya.
Ia berharap pemerintah Provinsi Papua lebih serius dalam upaya pelindungan dan pengembangan museum noken. Jika tidak maka dipastikan koleksi noken di dalam museum akan rusak perlahan. “Kami minta Pj Gubernur Papua bisa mengganti pimpinan UPTD nya agar bisa lebih diseriusi. Biar perempuan yang menjaga noken, koleksi noken dan merawat sebagai aset identitas Papua,” tutupnya. (ade)
JAYAPURA – Penggagas Noken Papua di Unesco, Titus Pekei mengaku prihatin dengan bangunan Museum Nokenyang berada di lokasi Taman Budaya Provinsi Papua di Waena Distrik Heram. Pasalnya bangunan yang diresmikan pada 10 April 2013 ini hingga kini masih terbiar. Minim fungsi dan terkesan tak banyak memberi manfaat.
Titus lantas berfikir agar perlu dilakukan sebuah perombakan terutama ditingkat pimpinan. Ini agar museum tersebut memberi nilai lebih pada banyak orang.
“Sejak tahun 2013/2014 UPTD Museum Noken tidak terjadi perubahan dan kemajuan khususnya berkaitan pada warisan budaya tak benda. Lalu pada Agustus 2024, kamimengusulkan agar UPTD Museum Noken Papua ini serahkan kepada perempuan Papua yang disebut mama noken Papua,” kata Titus dalam pesan Whatsapp nya Selasa (10/9).
Ia berpendapat bahwa jika gedung ini dikelola oleh seorang perempuan pastinya ada naluri merawat atau menjaga barang yang dihasilkan. Akan tetapi akan berbeda ketika itu dikelola oleh seorang laku – laki. “Kalau seorang maka pasti barang koleksi bisa tapi kalau di luar itu maka pasti berantakan seperti yang ada sekarang. Museum Noken tidak terurus baik, berantakan dan rusak,”bebernya.
Ia berharap pemerintah Provinsi Papua lebih serius dalam upaya pelindungan dan pengembangan museum noken. Jika tidak maka dipastikan koleksi noken di dalam museum akan rusak perlahan. “Kami minta Pj Gubernur Papua bisa mengganti pimpinan UPTD nya agar bisa lebih diseriusi. Biar perempuan yang menjaga noken, koleksi noken dan merawat sebagai aset identitas Papua,” tutupnya. (ade)