MIMIKA – Bupati Mimika Johannes Rettob kembali menyoroti carut-marut pendidikan di wilayah pedalaman pesisir dan pegunungan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Johannes mengatakan, pendidikan di pedalaman berbeda jauh dengan di pusat Kota Timika.
Di pedalaman dikatakan masih banyak anak di usia yang seharusnya sudah bisa membaca tetapi masih belum bisa membaca. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti minimnya fasilitas dan kurangnya tenaga pendidik dan kebijakan pemerintah sendiri.
“Misalkan di pendidikan dasar. Siswa ada 200 orang dengan enam kelas tapi gurunya hanya empat. Bagaimana guru ini fokus mengajar murid sebanyak itu? minimal satu kelas satu gurulah,” ujar Johannws saat ditemui, Selasa (23/7).
“Sekarang di kota-kota, malah setiap mata pelajaran gurunya berbeda-beda,” tambahnya. Ia Meminta Dinas Pendidikan lebih memperhatikan pendidikan di wilayah pesisir dan pegunungan.
Kata Johannes, ia telah memerintahkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk memotret Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di semua distrik dan kampung. Ia juga mengakui bahwa IPM secara umum di Kabupaten Mimika memang tinggi, yakni berada di angka 73 sekian. Namun itu hanya berlaku di wilayah kota. Sedangkan, untuk ditingkat paling bawah yakni di kampung belum terpotret dengan baik.