LEBARAN akan segera tiba, di mana umat Islam akan menandai akhir bulan Ramadhan setelah menjalani puasa selama sebulan penuh. Saat yang sama, tradisi saling memaafkan akan dilakukan untuk membersihkan kesalahan yang pernah terjadi.
Memaafkan mungkin merupakan tindakan yang sulit bagi beberapa orang. Maka, Lebaran adalah waktu yang sangat tepat untuk memaafkan kesalahan yang pernah dilakukan orang lain terhadap kita.
Memaafkan orang lain saat Lebaran memiliki dampak positif bagi kesehatan, dapat membantu melepaskan emosi negatif dan memberikan ketenangan batin. Dengan memaafkan, perasaan dendam dan amarah dapat hilang, sehingga kesehatan jiwa dan tubuh dapat meningkat.
Dilansir dari Halodoc.com, saling memaafkan saat lebaran mempunyai manfaat yang baik pada kesehatan, berikut penjelasannya:
– Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Memaafkan orang lain telah terbukti dapat meningkatkan produksi antibodi, yang memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain itu juga, dapat mengurangi kadar adrenalin dan kortisol dalam tubuh.
Hormon tersebut telah terbukti mengurangi produksi sel pembunuh alami, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda. Bahkan, diketahui bahwa pengidap HIV yang mempraktikkan memaafkan memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi dan kesehatan yang lebih baik.
–Â Meningkatkan Kualitas Tidur
Seseorang bisa mengalami gangguan tidur karena kemarahan terhadap apapun. Maka dari itu, semakin cepat seseorang mengatasi kemarahan dan dendam, semakin positif dampaknya pada tubuh, dan tidur akan lebih nyenyak.
–Â Mendukung Kesehatan Jantung
Memaafkan juga diketahui bisa menurunkan tekanan darah dan denyut jantung serta meningkatkan pelepasan hormon oksitosin yang dikenal sebagai “hormon cinta” karena memperkuat ikatan sosial dan memicu banyak emosi positif.
Efek positif dari oksitosin, seperti perasaan senang, dapat mengurangi tekanan darah dan detak jantung. Inilah salah satu alasan mengapa memaafkan dapat memberi dorongan baik secara fisik maupun emosional bagi hati.
–Â Â Meningkatkan Fungsi Kognitif
Ketika seseorang memaafkan orang lain, bagian otak tertentu, yaitu lobus frontal, akan menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi, yang bertanggung jawab atas pemecahan masalah, moralitas, serta proses berpikir dan penalaran yang lebih tinggi.
Sementara itu, disebutkan bahwa emosi seperti kemarahan dan dendam dapat menghalangi pemikiran rasional dan meningkatkan aktivitas di amigdala, bagian otak yang bertanggung jawab atas respons bertahan atau melarikan diri.
–Â Â Membantu Pemulihan Trauma
Seseorang yang diajari untuk memaafkan cenderung memiliki tingkat kemarahan dan stres yang lebih rendah secara keseluruhan. Mereka juga memiliki optimisme, kasih sayang, dan kepercayaan diri yang lebih besar. (*)
SUMBER: Jawapos