
*200-an Orang Lainnya Dikabarkan Menyelamatkan Diri
JAYAPURA-Ratusan orang pendulang yang melakukan aktivitas pendulangan emas di perbatasan Kabupaten Yahukimo dan Pegunungan Bintang, dilaporkan diserang sekira ratusan orang, Minggu (1/9) sekira pukul 17.50 WIT.
Dari data yang diperoleh Cenderawasih Pos, para pendulung yang diserang tersebut berada di lokasi tambang Mining 1.
Saat itu sekelompok orang yang diperkirakan berjumlah ratusan orang mengumpulkan sejumlah pendulang yang berada di lokasi tambang Mining 1. Pendulang tersebut kabarnya, dibantai menggunakan alat tajam dan ditembak.
Usai melakukan pembantaian, kelompok masyarakat ini dikabarkan bergeser ke lokasi Mining 4 yang ditempuh kurang lebih satu jam dengan berjalan kaki.
Di lokasi Mining 4 ini, kelompok masyarakat tersebut juga diduga membunuh sejumlah pendulang.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. AM Kamal mengatakan saat ini Polres Asmat sedang menurunkan tim untuk mengecek informasi tersebut. Tim yang diturunkan menurut Kamal sudah ke lokasi sejak Senin (2/9) dan hingga kemarin belum tiba di lokasi.
“Belum ada informasi terkait peristiwa itu. Bagaimana kejadiannya dan di mana tempatnya. Itu hanya berdasarkan laporan masyarakat,” jelas Kamal kepada wartawan di Mapolda Papua, Selasa (3/9).
Sementara itu, Danramil 1707-08/Agats Kapten Inf. Herman Kopong dihubungi wartawan melalui telepon selulernya, Selasa (3/9) kemarin mengaku mendapat informasi adanya 5 pendulang ilegal yang tewas. Informasi tersebut diperoleh dari salah seorang pendulang yang berhasil menyelamatkan diri dan melaporkan ke Kapolres Asmat dengan menggunakan telpon satelit yang dibawanya. ‘
“Soal adanya 5 pendulang yang tewas tersebut disampaikan salah satu pendulang yang berhasil melarikan diri ke hutan dan menghubungi Kapolres Asmat menggunakan telepon satelitnya,” ungkap Herman Kopong.
Dikatakan, saat ini ada sekira 200-an pendulang yang berhasil melarikan diri. Sementara lainnya menyebar ke tempat lain untuk menyelamatkan diri.
Kelima orang yang dikabarkan tewas tersebut menurut Herman Kopong, diduga masih berada di TKP. Karena hingga saat ini belum ada yang berani untuk mendekati TKP. Pasalnya lokasi tersebut masih dikuasai oleh kelompok yang melakukan penyerangan.
“Informasi bahwa saat itu diperkirakan sekira 100-an orang datang dan menyerang para pendulang yang jumlahnya sekira 500 orang menggunakan anak panah. Para penyerang juga membakar camp para pendulang,” tuturnya.
Para pendulang yang berhasil melarikan diri, lanjut dia, sebagian menuju Suator, Kabupaten Asmat. “Masih dalam perjalanan menuju ke Suator. Itu informasi yang kami terima dari teman-teman Babinsa,” ujarnya.
Pihak Polres Merauke menurut Herman, telah mengirim 10 anggotanya yang dipimpin Kabag Ops Polres Asmat ke lokasi kejadian. Personel yang dikirim menurutnya untuk mengevakuasi pendulang yang menyelamatkan diri dari kejaran para pelaku penyerangan. “Mereka mengevakuasi orang-orang yang menyelamatkan diri. Untuk sampai ke TKP, jaraknya masih cukup jauh. Tidak mungkin juga dengan 10 personel untuk mengevakuasi jenazah yang ada di sana. Karena masih dikuasai oleh penyerang,” jelasnya.
Secara terpisah Kapolres Boven Digoel AKBP Syamsul Rizal, SIK., ketika dihubungi media ini lewat telpon selulernya mengungkapkan bahwa sekira 35 orang pendulang ilegal yang berhasil melarikan diri sudah tiba di Boven Digoel. Mereka melarikan diri dengan menyusuri sungai menggunakan long boat dan speed boat.
Puluhan pendulang yang sudah tiba di Boven Digoel menurut Syamsul Rizal, sebagian sudah dievakuasi ke rumah sakit untuk menjalani perawatan akibat mengalami luka-luka.
Saat dikonformasi mengenai identitas pendulang yang berhasil selamat, Kapolres Syamsul Rizal mengaku masih melakukan pendataan dan terus memantau para pendulang ilegal yang berhasil menyelamatkan diri ke Boven Digoel.
“Karena ini masih terus berdatangan. Jadi data pasti dan rincinya belum ada. Kami sementara masih melakukan pendataan. Tapi sekira 35 orang yang sudah tiba di Tanah Merah dan langsung dirawat di RS Boven Digoel yang mengalami luka,’’ jelasnya.
Ditanya lebih lanjut soal peristiwa yang terjadi di camp pendulang, Kapolres mengaku belum mengetahui secara pasti kronologi kejadiannya, karena belum mendapatkan laporan secara rinci. “Soal kronologi kejadiannya saya belum bisa sampaikan. Karena saya sendiri belum terima laporan lengkapnya,” tambahnya. (fia/ulo/nat)