Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Abepura, dr. Daisy C. Urbinas, menegaskan bahwa pasien yang tengah dirawat di RSUD Abepura bukan pasien dengan diagnosa virus cacar monyet (Monkeypox) tapi cacar biasa.
Dan hingga saat ini, tercatat sebanyak 186 warga Indonesia yang telah mendaftarkan diri untuk berkunjung ke Vanimo pada 8 September 2024 mendatang. Namun, hanya warga yang memiliki visa yang diizinkan masuk ke PNG.
Terkait hal ini Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khoirul Lie melalui Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang mengatakan, kasus cacar monyet memang terjadi Indonesia, namun tidak ditemukan di masyarakat Kabupaten Jayapura. Meski demikian tetap harus dilakukan antisipasi namun tidak perlu panik.
Septinus mengatakan warga lebih memilih tinggal di pantai di dalam tenda darurat yang mereka dirikan akibat pertikaian yang terjadi pada Rabu 28 Agustus 2024 dimana rumah-rumah di Kampung Wakia dibakar oleh sekelompok orang.
Kapolsek Mimika Baru AKP J Limbong menjelaskan, aksi spontanitas pengrusakan yang dilakukan oleh YA dengan cara melempar batu hingga mengenai kaca jendela kontrakan. Aksi tersebut selanjutnya mendapat perlawanan oleh MKM selaku korban yang menempati kontrakan tersebut.
Gazebo kayu ini juga telah dilengkapi dengan puluhan meja dan kursi-kursi panjang di dalamnya. Di wisata kuliner itu, tampak sejumlah pedagang sedang mempersiapkan barang dagangannya untuk kembali berjualan malam nanti.
Penjabat Walikota Jayapura mengaku sangat bangga dengan karya perfilman yang baru saja dirilis. Film berjudul Kaka Bos ini menurutnya sangat membanggakan untuk anak-anak muda atau orang Indonesia timur pada umumnya, karena sebagian besar pemain film itu merupakan orang-orang Indonesia Timur.
Dalam pasar murah yang dibuka Penjabat Bupati Nenu Tabuni ini, setiap OPD di lingkungan Pemkab Puncak termasuk TP PKK dan Dhara Wanita Kabupaten Puncak menyiapkan stand untuk menjual bahan makanan dengan harga di bawah harga pasar.
Penanggung jawab, Pdt Clasina Karma mengatakan unjuk rasa yang dilakukan itu sekaligus meminta Sekda Papua untuk mencabut peletakan batu pertama di lokasi tersebut. “Tempat itu tidak layak dibangun Pondok Pesantren, sebab ini akan menganggu aktifitas warga setempat serta akan membuat kemacetan,” kata Clasina kepada Cenderawasih Pos.