Dari pantauan di lapangan saat ini, harga telur lokal di Biak berkisar antara 65 ribu hingga 75 ribu rupiah, tergantung pada pilihan telur dan ukuran yang disajikan. Harga yang bervariasi ini mencerminkan ketersediaan telur yang cukup di pasar lokal, dan juga berdasarkan sortiran telur berdasarkan kualitas dan ukurannya.
Sebenarnya, di hari-hari biasa, kata dia, produksi telur Merauke untuk kebutuhan masyarakat di Merauke cukup. Hanya di hari raya tertentu seperti Natal dan tahun baru serta Ramadan dfan Idulfitri kebutuhan cukup tinggi.
Sementara untuk sayur-sayuran, harganya berfluktuasi setiap harinya. Tergantung pasokan sayuran ke pasar. Misalnya untuk kangkung cabut, kadang 4 ikat kecil dengan harga Rp 10.000 dan kadang 3 ikat kecil dengan harga Rp 5.000. Sementara untuk bumbu-bumbuan masih stabil diharga Rp 55.000 perkilo baik bawang merah maupun bawang putih. Sedangkan untuk cabe rawit masih bertengger di harga Rp 85.000 perkilonya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke Martha Bayu Wijaya, menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi kebutuhan telur ayam saat memasuki bulan ramadan, maka pihaknya telah menyepakati dengan Himpunan Petelur Merauke untuk mendatangkan sebanyak 3.600 rak telur dari Surabaya.
Pemeriksaan Karantina meliputi pemeriksaan administratif dan pemeriksaan fisik. Secara administratif, dokumen lengkap. Terdapat Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH-2) dari daerah asal dan Persetujuan Pemasukan Telur Konsumsi dari dinas terkait.
Pj Sekda Papua Selatan Drs Maddaremmeng, M.Si kepada wartawan di Merauke mengungkapkan, dengan melihat ketersediaan telur ayam ras tersebut saat ini yang sulit didapatkan masyarakat dengan harga yang sudah sangat tinggi antara Rp 100.000-120.000 setiap rak. Sementara kebutuhan masyarakat dalam menghadapi perayaan Natal meningkat.
Menurut Hartati, pembatasan ini dilakukan guna mendukung peningkatan pendapatan maupun kesejahteraan dari para pengusaha ayam petelur di Provinsi Papua. "Apalagi sebelumnya telah ada edaran dari gubernur terkait pembatasan telur ayam di Papua," ujarnya.
Di beberapa swalayan, telur kini menjadi buruan utama para pembeli. Para pedagang mencatat adanya peningkatan permintaan dikarenakan pasokan yang minim, meskipun harga belum kembali ke titik normal yang biasanya berada di kisaran Rp70.000 hingga Rp75.000 per rak.
Naiknya harga telur ini disebabkan oleh harga pakan yang kini melambung tinggi secara nasional sehingga distribusi pakan juga ikut berkurang.
Kata Sabelina, 50 persen pembuatan pakan bersumber dari jagung, sementara ketersediaan jagung di dalam negeri terbatas sehingga harga pakan ikut naik.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke Martha Bayu Wijaya mengungkapkan bahwa telur 2 kontainer yang didatangkan tersebut dalam rangka menstabilkan harga telur saat ini sekaligus dalam rangka menghadapi bulan Ramadahan.