Ia mengajak timnya menyambangi sekolah – sekolah dan itu dimulai dari SMA Gabungan Jayapura. Selain soal narkoba, miras, pihaknya juga menjelaskan soal kasus kekerasan serta ancamannya.
Ketua Purna Paskibraka Indonesia, Provinsi Papua, Yopi Amos Bonay, mengatakan kedua pelajar itu lolos seleksi setelah mengikuti berbagai tahap ujian, meliputi keterampilan fisik, akademis, pengetahuan seputar Pancasila dan intelegiensia umum, psikotes, wawancara dan juga tes kesehatan.
Salahsatu permasalahan yang ditekankan adalah zonasi, dimana sejumlah pendaftar yang tinggal sesuai zonasi justru tak diterima di sekolah negeri tersebut. Mereka juga menduga, anak-anak yang diterima di SMA Negeri 1 Mimika kebanyakan adalah titipan pejabat dan orang-orang berduit yang tidak masuk dalam zonasi.
Kepala SMAN I Merauke Ringland Simanjuntak ditemui media ini seusai membuka MPLS tersebut mengungkapkan, MPLS yang dilakukan sekolah ini supaya segala suatu yang menjadi tanggungjawab anak-anak dan dapat menanamkan rasa kesetiakawanan, kebersmaaan dan ketaatan dalam melaksanakan tata tertib sekolah.
Kegiatan MPLS ini, tidak hanya berkenalan dengan beragam fasilitas sekolah yang ada, diajarkan mengenai kegiatan rutin sekolah, norma yang berlaku, budaya yang ada, serta tata tertib yang berlaku. Di sisi lain kegiatan MPLS ini kegiatan mengenalkan peserta didik kepada guru, kakak kelas, atau pun tenaga kependidikan lainnya.
Kegiatan yang diselenggarakan di Aula SMAN 4 Jayapura telah berhasil menyampaikan beberapa materi yang penting. Salah satu materi yang sangat menarik perhatian peserta didik baru adalah penyuluhan “Penyalagunaan Narkotika” yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) provinsi Papua.
Kepala Sekolah SMA Satria Jayapura, Salahudin mengaku hingga saat ini perserta didik baru yang mendaftar di sekolah itu baru 8 orang. Jumlah itu berasal dari, dua orang yang melakukan pendaftaran secara online dan enam orang dilakukan pendaftaran secara manual.
Kondisi itu dirasakan sekolah berikut ini yakni SMAN 7 Jayapura di Distrik Heram dan SMA 45 Jayapura di Distrik Japsel. Kedua sekolah tersebut masih membuka pendaftaran bagi perserta didik baru yang mau dan ingin melanjutkan sekolah di jenjang SMA.
Kegiatan penyuluhan diisi dengan workhop kelas inovasi, edukasi bahaya narkoba, membuat pojok impian, penandatanganan komitmen dan diakhiri dengan pawai membagikan stiker anti Narkoba.
Albertus Fiharsono mengungkapkan bahwa dalam draf peraturan gubernur Papua Selatan terkait pengelolaan pendidikan di Papua Selatan, salah satu pasal dimasukan untuk anak-anak yang masuk ke KPGN Khas Papua Merauke tersebut dengan ikatan dinas. Artinya, pembiayaan ditanggung oleh pemerintah daerah asal dan lulusannya nanti seluruhnya kembali ke daerah masing-masing untuk membangun pendidikan di daerahnya.