Tidak pernah terbayangkan jika pohon sagu di Sentani, Kabupaten Jayapura pelan namun pasti terus tergerus. Kawasan ini terkikis oleh luasan lahan untuk perumahan, akses jalan, tempat usaha, perkantoran dan lainnya. Sementara untuk menanam sagu dan bisa dipanen itu membutuhkan waktu kurang lebih 20-30 tahun. Selain itu jika melihat dari aspek manfaat, pohon sagu memiliki banyak nilai plus. Mulai dari ketahan pangan, bahan papan dan juga ketersediaan air bersih.
Dari agenda yang sempat vakum 3 tahun ini diharapkan ada momentum lain yang bisa digagas yakni kebangkitan pangan lokal. Disini juga terungkap bahwa sagu yang menjadi makanan pokok di wilayah perkampungan perlahan mulai dilupakan dan terganti oleh beras.
Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus W.A Maclarimboen mengatakan, kegiatan penanaman pohon sagu ini dilakukan selain dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara, juga sebagai upaya memperingati Hari Sagu.
Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus W.A Maclarimboen mengatakan, sebelum sepuluh pasangan melakukan Sidang BP4R, peserta sidang diwajibkan menanam pohon sagu, sebagai bentuk komitmen bersama melestarikan alam dan budaya lokal Papua.
Mama Yosephina mengaku, pohon sagu yang ia tebang kali ini usianya sudah sekitar 15 tahun sehingga secara ukuran dan hasilnya juga banyak. Untuk satu pohon sagu ia mengaku bisa olah menjadi sagu sekira 100 kg atau 10 sak beras ukuran 10 kg.
Seperti yang diungkapkan Mama. Ice pemilik Papeda Instan bahwa produksi papeda instan ini butuh bahan baku hanya berupa sagu, yang kemudian diolah hingga bersih untuk dijadikan tepung sagu dan dikemas menjadi Papeda Instan.
 Untuk itu, lanjut Koibur, pihaknya terus berupaya mendorong peningkatan produksi pada komoditas unggulan di Papua agar dapat dilakukan ekspor. Seperti yang dilakukan kemarin dengan melakukan ekspor biji kakao yang berasal dari Kabupaten Jayapura.
Tentu ini menjadi salah satu kebanggan bagi perempuan Asli Orang Papua yang mampu berinovasi dalam pembuatan kerupuk dari bahan sagu. Bahkan kerupuk dari bahan sagu ini sudah pernah jual ke temannya sampai luar negeri yakni Belanda dan Amerika Serikat.
 Mr Park Jibae yang asal dari Negara Korea ini didampingi Manager Public Relation Yulian Mohammad Riza, Andini dan Henry. Mereka ditemui langsung langsung oleh Pimpred Cenderawasih Pos Lucky Ireeuw, Manager Marketing Mansoer Anwar dan sejumlah redaktur Cenderawasih Pos. Staf Humas TSE Rizal, mengaku bersyukur akhirnya bisa datang ke redaksi Cenderawasih Pos bersama pimpinan tertinggi di bidang humas PT TSE Mr Park Jibae.
Papeda merupakan sebuah hidangan yang begitu istimewa bagi Indonesia Timur yang merupakan sajian bubur sagu khas yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat di sana. Hidangan sederhana ini telah menjadi sajian tradisional Papua dan menjadi bagian integral dari warisan budaya Indonesia.