Di sisi lain rencana pembangunan jalan yang menghubungkan kedua negara tersebut menjadi polemik bagi sejumlah kalangan masyarakat. Mengingat kasus peredaran Narkotika dan barang ilegal lainnya masih terus terjadi.
Kunjungan Paus Fransiskus di kota yang yang berjarak 46 kilometer dari perbatasan RI ini diprediksi akan menarik perhatian ribuan umat Katolik dari berbagai wilayah di Papua, sehingga stabilitas pasokan listrik menjadi hal yang sangat krusial untuk menunjang mobilisasi masyarakat.
Asisten Bidang Pemerintahan Sekda Provinsi Papua, Yohanes Walilo mengatakan sesuai hasil rapat, sebanyak 210 orang dari Keuskupan dan 100 umat Katolik didampingi pimpinan perangkat daerah teknis yang akan ke Vanimo dalam rangka kunjungan Paus.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jayapura Ronni Fajar Purba, menyebut permohonan pembuatan paspor dan Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas di kantornya meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Secara keseluruhan tidak kurang dari 100 personel diturunkan dalam patroli perbatasan tersebut. Komandan Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif 715/Motuliato Letkol Infanteri Dwi Hertanto menyampaikan bahwa dalam patroli perbatasan itu turut dilakukan pemeriksaan seluruh kendaraan roda dua dan roda empat yang melintas.
Menurut Recky, saat ini transportasi telah siap digunakan, tinggal menunggu arahan seperti apa mekanisme pengantaran para jemaat ke Vanimo. “Kami saat ini menunggu informasi lebih lanjut terkait dengan pengantaran para jemaat ini seperti apa, apakah langsung masuk ke Vanimo atau tidak,” ujarnya.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jayapura Ronni Fajar Purba mengatakan peningkatan permohonan surat Pas Lintas Batas dikarenakan antusias masyarakat terutama umat Katholik sangat tinggi untuk mengikuti kegiatan Misa bersama Paus Fransiskus di Vanimo, Papua Nugini (PNG) yang rencananya berlangsung pada September 2024 mendatang.
Menurut Purba, terkait kunjungan Paus Fransiskus di Vanimo, saat ini pihaknya bersama instansi terkait telah melakukan koordinasi untuk pengamanan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Merauke Rekianus Samkakai, S.STP, MAP ditemui di ruang kerjanya, mengakui telah mendapatkan pemberitahuan terhadap 5 nelayan dari KM Fadhil Jaya asal Kabupaten Merauke yang ditangkap di Australia tersebut dari pihak KJRI yang ada di Darwin, Australia.
Dari hasil penyelidikan, polisi menetapkan satu orang tersangka berinisial BW (24) WNA asal PNG. Diketahui tersangka bersama satu rekanya berinisial Ds (25) ditangkap Satgas Yonif 122/TS pada Rabu, 29 Mei 2024 lalu di lokasi yang berbeda.