Beberapa opsi yang tengah dipertimbangkan oleh pemerintah daerah antara lain memberikan bantuan kepada masyarakat yang kesulitan membayar, memberikan keringanan pembayaran, atau bahkan mencari sumber pendanaan tambahan untuk membantu PDAM.
Direktur PDAM Biak, Hasael Rumabar, SE, mengungkapkan bahwa tunggakan ini sebagian besar berasal dari pelanggan perusahaan yang belum memenuhi kewajiban pembayaran air dari waktu ke waktu.
Kurangnya koordinasi dan sinergi dalam pembangunan, sering kali berdampak pada pemborosan anggaran dan kenyamanan masyarakat. Hal ini sering kali terlihat, seperti adanya galian pipa air yang memotong badan jalan, maupun pemasangan tiang listrik dan jaringan Telkom di ruas jalan yang sudah bagus.
Satu diantaranya adalah intake air di Siborgonji di Kotaraja yang hingga kini mengering. Dampaknya adalah kawasan-kawasan yang selama ini terlayani, seperti Tanah Hitam, Abepante, BTN Puskopad Kamkey, BTN Puskopat Lama dan Kampung Tiba tiba tidak bisa lagi terlayani maksimal seperti sebelumnya.
  Pesan itu termasuk kawasan padat penduduk karena berdasarkan data dari masyarakat tersebut ada sekitar lebih dari 1000 keluarga yang menetap di kawasan itu. "Untuk pipa ini sudah masuk ke rumah-rumah tetapi airnya tidak ada sehingga itu juga yang kami pertanyakan,"bebernya.
Direktur Utama (Dirut) PT. AMJ Robongholo Nanwani, Entis Sutisna dalam paparannya mengatakan, keberadaan PT. AMJ dalam menerima mandat pengelolaan SPALD-S, karena akta pendirian PT. AMJ diberikan kewenangan untuk mengelola air limbah di Kota dan Kabupaten Jayapura.
  Dia mengatakan kejadian kehilangan meteran air yang dilaporkan itu terjadi di Distrik Muara Tami ada lima kasus dan di Jayapura utara 2 kasus. Dari laporan petugas di lapangan meteran air itu kemudian dicopot untuk diambil kuningan yang ada pada meteran tersebut.
Direktur Utama PTAM Jayapura Robongholo Nanwani, Entis Sutisna mengatakan, tahun 2024 pihaknya akan melayani pemasangan penyambungan pipa di Pulau Kosong, Kampung Tahima Soroma, Distrik Jayapura Selatan dan Kampung Enggros, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua.Â
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Air Minum Jayapura (AMJ) Robongholo Nanwani (Perseroda) Entis Sutisna bahwa dari total 38.596 pelanggan, tercatat masih ada Rp 28,4 miliar tunggakan yang tak tertagih.
Dia mengatakan, sementara pertambahan jumlah penduduk saat ini semakin tinggi, di Kota Jayapura sudah mencapai 400.000 jiwa, sementara di Kabupaten Jayapura sudah mencapai angka 300.000 jiwa. Di satu sisi selama 20 tahun terakhir ini PDAM belum ada penambahan sumber air baru untuk menjawab kebutuhan masyarakat.