Menurutnya, terkait dengan kegiatan gerakan pangan murah kali ini, pemerintah akan terus melaksanakan secara berkesinalbungan dari distrik ke distrik gune menekan salah satu rekomendasi dari badan pusat statistik (BPS) Wamena bahwa kegiatan bgerakan pangan murah salah satu solusi untuk menekan angka inflasi daerah.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Papua, Jeri Agus Yudianto, menyebut naiknya harga beras di Papua dipengaruhi naiknya harga barang dari daerah pemasok. Hal tersebut kata Jeri dikarenakan beras di Papua mengandalkan pasokan dari daerah lain.
Untuk di Istora Stadion Lukas Enembe sendiri akan digelar pada 13-14 Desember, sementara di perbatasan RI-PNG pelaksanaannya 15-17 Desember. Plt. Asisten II Setda Papua, Suzana Wanggai mengajak masyarakat untuk datang berbelanja di Pasar Murah yang akan digelar oleh pemerintah. Sebab, tersedia kebutuhan untuk masyarakat.
Pasar murah yang akan digelar hingga Desember 2023 itu dilaksanakan di lokasi pinggiran kota hingga ke pedalaman. Dua lokasi sudah menjadi tempat pelaksanaan yakni Kampung Limau Asri SP 5 dan pada Jumat (20/10/2023) dilaksanakan di Kampung Utikini Baru SP 12.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Mimika, Willem Naa mengatakan hari pangan diharapkan jadi momentum bagi masyarakat maupun pihak terkait terhadpa pentingnya penyediaan pangan yang cukup dan bergizi.
‘’Minggu depan kami akan melaksanakan pasar murah di distrik terjauh Kabupaten Jayapura, yakni di Distrik Airu,’’ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jayapura Suliyono kepada wartawan Cenderawasih Pos, dalam acara Gerakan Pangan Murah bekerjasama dengan Badan Pangan Nasional, Pemprov Papua, BI, TPID, ID Food, di halaman apel Kantor Bupati Jayapura di Gunung Merah Sentani, Senin (16/10).
"Harga barang di pasar murah ini, sangat terjangkau, bedanya sekitar Rp. 8 ribu, seperti gula, di toko atau supermarket harganya kisaran Rp.18 ribu/kg, tapi di pasar murah ini ini cuma Rp. 12 ribu," ujarnya.
“Kegiatan pasar Sembako Murah ini dilaksanakan untuk membantu masyarakat agar bisa mendapatkan kebutuhan pokok masyarakat, dengan harga yang lebih murah di tengah harga sejumlah komoditi mengalami kenaikan harga (inflasi),” ungkap Tumiran.