Diperkirakan ada sekitar 5000an pengunjung yang datang. Hal ini diluar kemampuan panitia kegiatan Snap Mor. Uniknya, kegiatan ini diusung oleh Gereja GKI Silo Ambroben. Menyiapkan sekitar 2500 lembar tiket, namun tiket diperkirakan habis saat penyelenggaraan snap mor ini berlangsung.Â
 Ketua Panitia, Andri Patiung mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menjaring putra-putri terbaik yang nantinya dapat membantu pemerintah daerah dalam mempromosikan destinasi pariwisata, seni, budaya dan ekonomi kreatif yang dimiliki oleh Kabupaten Mimika.
Meski demikian, pihaknya pastikan pelaksanaan FDS tetap dilakukan, meski H-1 masih melalui jalur utama. "Pemalangan ini tidak mengganggu aktivitas masyarakat, namun kami upayakan agar pelaksanaan FDS nanti semua akses bisa digunakan, " terangnya.
  Bagi masyarakat Kampung Enggros dan Tobati yang mendiami kawasan teluk itu, menghadapi persoalan ini seolah tidak bisa berbuat banyak. Mereka pasrah menanti langkah dan upaya pemerintah untuk memperbaiki, guna menyelamatkan ekosistem di sekitar teluk agar tidak sampai pada persoalan kritis dan berdampak pada masyarakat lokal.
  Harapannya setelah pelaksanaan selesai digelar kedepannya mereka bisa melakukan atau melanjutkan kegiatan serupa secara mandiri. Sehingga Kegiatan ini tidak saja dilakukan sekali saja tetapi itu berkelanjutan. Karena itu ke depannya bisa memberikan dampak secara ekonomi bagi masyarakat setempat.
Selain itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Faturachman juga menjelaskan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor alternatif yang berpotensi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Tanah Papua.
Ted Mokay menjelaskan, bagi peserta yang mengikuti tes untuk menjadi putra-putri FDS Ke-XIV tahun 2024 harus mengikutinya dengan baik. Tunjukkan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki masing-masing peserta karena untuk pemilihan putra-putri FDS baru kali pertama dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura.
  Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Merauke Benhur Rentandatu, SE, M.Si mengungkapkan, bahwa apresiasi kreasi Indonesia ini sudah berjalan prosesnya mulai penentuan kuota pelaksana di seluruh Indonesia dan hasilnya hanya 12 kota saja. Dari 12 kita tersebut, Kabupaten Merauke salah satunya.
 Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura, Matias B Mano mengungkapkan kegiatan Festival Kampung Nelayan ini akan mengangkat potensi-potensi lokal yang ada di kampung itu terutama potensi ikan laut.
  Dia menjelaskan yang Pertama, Cinta bangga paham rupiah, ini musti terus dilakukan bertujuan  supaya masyarakat bisa tahu ciri-ciri kekhasan uang dan bagaimana merawat uang. Yang terpenting adalah masyarakat tidak menjadi korban dengan peredaran uang palsu.