Kepala bidang (Kabid) Perhubungan Laut Dishub Kota Jayapura, Nikanor Andit, SE, MM, menyebut demi kelancaran festival dan meramaikan event itu pihaknya menyediakan satu unit kapal wisata untuk mengangkut pengunjung yang ingin keliling dan menikmati keindahan teluk Youtefa.
Dua perempuan anak Elisa tampak duduk bersantai berada di samping troli sang ibu. Bersender di pilar sambil memainkan handphone. Yang termuda, kata dia, duduk di bangku SMA. Sementara kakaknya seorang mahasiswa. Dua pekan lagi, mereka harus bersiap masuk sekolah. Memasuki tahun ajaran baru. “Alhamdulillah tiket ke Balikpapan tidak sulit dan harganya sudah normal. Saya dapat tiket Rp 1,3 jutaan,” ujarnya.
Meski belum mencapai target, namun pihaknya optimis, ditahun ajaran 2024/2025 ini, bis amencapai target yang diinginkan. Disebabkan, saat ini SMKS YPK 1 Pariwisata Biak, hanya menunggu konfirmasi lanjutan dari pesrta didik, dan masih ada waktu di minggu kedua bulan Juli ini.
FKN tahun ini mengambil tema Jayapura Makan Ikan Asar atau Jamaika dan Dinas Priwisata dan Ekraf sengaja mendorong agar ikan asar produk Kota Jayapura benar – benar menjadi brand yang bisa dijadikan buah tangan atau oleh – oleh.
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua merupakan salah satu dari sekian banyaknya perguruan tinggi dan universitas di Papua yang di percaya untuk memberikan kesan yang berbeda dan warna baru terhadap pelaksanaan festival kampung nelayan di tahun 2024.
PJ Bupati Jayawijaya Thony M Mayor, S.Pd, MM menyatakan kedepan harus melihat standarisasi harga kepada pengelola objek wisata, per orang, per kelompok sehingga juga tidak memberatkan pengunjung, ini yang perlu di perhatikan karena banyak laporan yang disampaikan seperti itu.
Suku Amungme memiliki tradisi pertanian berpindah, dan berburu. Mereka mendiami beberapa lembah luas di kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak Jaya antara gunung-gunung tinggi yaitu lembah Tsinga, lembah Hoeya, dan lembah Noema serta lembah-lembah kecil seperti lembah Bella, Alama, Aroanop, dan Wa.
Tema yang diusung pada ajang kali ini yakni "Jayapura Makan Ikan Asar" atau Jamaika merupakan upaya pemerintah setempat untuk menampilkan semua potensi yang dimiliki oleh Kampung Nelayan seperti pembuatan perahu dan jaring ikan sekaligus memperkenalkan potensi perikanan laut yang dimiliki Kota Jayapura.
Akbar Arif Owner Djimbaran menjelaskan, bahwa potensi bisnis restoran di Kota Jayapura masih menggiurkan, apalagi dikawasan area Pantai Holtekamp, semakin banyak resto yang tersedia, turut membantu peningkatan pariwisata di Kota Jayapura.
“Seperti pada kegiatan FDSmerupakan ajang mempromosikan kekayaan budaya dan alam Papua yang berdampak pada meningkatkan perekonomian. Oleh sebab itu, evaluasi terkait partisipasi warga menjadi hal penting untuk dilakukan,” kata Walilo.