Mustari mengaku tak mengetahui secara pasti alasan Perum Bulog Papua tidak mendapatkan kuota Minyakita. "Apakah karena masalah biaya transportasi yang mahal ke wilayah Timur Indonesia atau karena kuotanya yang terbatas," tanyanya.
Petrus mengatakan, tugas pemerintah di daerah hanya sebatas melakukan pengukuran volume dari produk Minyakkita yang beredar di Kabupaten Mimika. Hal dari data yang berhasil yang ditakar sebelumnya akan dikirim ke Direktorat Metrologi pada Kementerian Perdagangan berdasarkan surat edaran dari Menteri Perdagangan.
Hal ini terkuak saat Disperindag Kota Jayapura bersama pihak kepolisian melakukan sidak di pasar beberapa waktu lalu. Dalam sidak tersebut, ditemukan Minyakita ukuran setengah liter (500 ml) berkurang 50 ml.
Kata Kepala Disperindag Kabupaten Mimika, Petrus Pali Ambaa mengatakan, sidak dilakukan untuk menguji terkait volume yang sebenarnya dalam kemasan Minyakita. “Sidak itu terkait volume yang tertera dikemasan dengan volume yang sebenarnya setelah dilakukan pengukuran,” kata Petrus saat ditemui,
Dalam sidak tersebut, tim menemukan sejumlah pedagang menjual Minyakita dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. Menurut Kasatreskrim Dr. Iptu Tantu Usman, beberapa kios dan toko mematok harga antara Rp17.000 hingga Rp20.000 per liter, sementara HET yang berlaku seharusnya Rp15.700 per liter.
Salah satu ibu rumah tangga yang tinggal di Entrop, Erni mengaku, maraknya pemberitaan negatif terkait Minyakita harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Pemerintah diminta melakukan sidak di Kota Jayapura.
Kepala Dinas Pewindakop Papua Selatan Laurensius Waimu, S.Sos, yang memimpin langsung pemantauan ketersediaan Bapok di sejumlha distributor tersebut mengatakan, kegiatan yang dilakukan ini dalam rangka memantau bahan pokok khususnya di Kabupaten Merauke, Papua selatan, lebih fokus pada Minyakita.
Direktur Saga Ritel Grup, Gary M. Pirono menyebut, awalnya harga jual Minyakita sama dengan di Jawa Rp 14 ribu/liter. Namun seiiring waktu, harganya tak bisa sesuai HET. Hal ini disebabkan transportasi pengiriman menggunakan kapal laut.
"Untuk minyak tanah kita sudah sampaikan bahwa untuk Natal dan tahun baru ini kita akan lakukan penambahan supplay alokasi ekstra dropping sebanyak 10-18% untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan minyak tanah yang biasanya terjadi," kata Ziko Wahyudi, Sales Area Manager Retail Pertamina Papua