Operasi dipimpin langsung oleh Kabag Bin Ops Ditlantas Polda Papua Kompol Johan Valentino Nanuru, didampingi Kasubagminopsnal, AKP Suhardi Syahilatua. Oprasi berjalan kurang lebih 1 jam bersama tim gabungan dari, ditlantas Polda Papua, Jasa Raharja, dan Dispenda.
  Jenazah awalnya ditemukan oleh beberapa anak yang sedang bermain di sekitar lokasi. Kemudian salah satu anak memberitahukan peristiwa tersebut ke saksi bernama Yahya yang sedang masuk ke ATM di sekitar TKP. Saksi kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak Kepolisian.
  Pasca penertiban pasar tersebut Pemerintah Kota Jayapura memang telah menugaskan sejumlah anggota satuan polisi pamong praja dibantu TNI-Polri. Mereka ditugaskan untuk menjaga kawasan itu agar tertib dan tidak ada lagi aktivitas PKL yang mengganggu akses jalan masuk ke dalam pasar. Termasuk menyebabkan kemacetan dan munculnya sampah-sampah yang dibuang di saluran drainase yang ada di  kiri kanan jalan menuju pasar itu.
 Menurut Kepala Disdukcapil Kota Jayapura, Raymond Mandibondibo, dalam kegiatan pelayanan langsung di masyarakat ini, pihaknya lebih focus kepada masyarakat yang berusia 16 tahun ke atas, khususnya yang belum pernah melakukan perekaman KTP elektronik.
  Hal itu diungkapkan Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Dr. Victor D. Mackbon, melalui Kasat Reskrim AKP I Gde Ditya Krishnanda, Minggu (13/10) sore. Kasat Reskrim menerangkan, pihaknya intens melakukan penyelidikan dan pengungkapan kasus Curanmor di Kota Jayapura lantaran peristiwa pencurian motor kian meresahkan masyarakat.
  "Jadi, tim lakukan serangkaian penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi terduga pelaku yakni AH, hingga akhirnya AH berhasil dibekuk siang itu juga bersama barang bukti yang merupakan barang milik korban," ungkap Kapolsek Abepura.
Dia berharap keberadaan keluarga Manggarai di Kota Jayapura memberi dampak untuk pembangunan Kota Jayapura ke depan. Terutama menjaga keamanan. “Mari kita jaga Kota ini dengan baik, agar kita semua boleh hidup rukun dan damai," imbuhnya.
  Christian Sohilait dalam sambutanya mengisahkan bagaimana perjalanan pihaknya ketika masih menjadi mahasiswa dan tergabung dalam LPMI di Kota Jayapura. Dimana mereka mendatangi satu kampus dan kampus lainnya dan bergabung dengan teman-teman LPMI. Sebab,  mempunyai satu semangat yang sama bagaimana melahirkan pemimpin-pemimpin yang takut akan Tuhan.
Frans mengaku, laporan itu sudah didalami pihaknya termasuk melakukan klarifikasi ke Sekwan setempat. "Kami sudah lakukan klarifikasi terkait dengan sidang dewan tersebut. Kasusnya memang agak kasuistis sekali, karena menetapkan agenda negara,"tegas Frans.
 "Setelah KPU menetapkan data tersebut, harus disampaikan kepada masyarakat. Dalam hal ini ke kelurahan, kemudian ke RT RW, dan juga kepada kami pengawas. Kami meneliti di situ, setelah diturunkan rupanya ada data yang teman-teman pengawas temukan tidak sesuai jumlah yang dikeluarkan oleh KPU," kata Ketua Bawaslu Kota Jayapura, Frans Rumsarwir,