Dia mengatakan saat ini ada sekitar 60 unit pengolah ikan asar milik masyarakat di kota Jayapura yang mana Ini juga bekerja sama dengan dinas Kelautan dan Perikanan kota Jayapura. Menurutnya pendampingan juga dilakukan sehubungan dengan pelatihan yang mana pihaknya juga bekerja sama dengan Universitas Cendrawasih.
 FKN tahun ini mengambil tema Jayapura Makan Ikan Asar atau Jamaika dan Dinas Priwisata dan Ekraf sengaja mendorong agar ikan asar produk Kota Jayapura benar – benar menjadi brand yang bisa dijadikan buah tangan atau oleh – oleh.
  Selain itu nantinya ada beberapa lomba yang diambil dari kebiasaan warga setempat. Mulai dari renang, cipta kuliner berbahan dasar ikan, lomba kole – kole tradisional, lomba menggambar dan mewarnai termasuk perahu hias.
Plt Dinas Pariwisata kota Jayapura, Erid Rumansara, S. Par, MM mengatakan demi lancarnya festival itu pihaknya telah melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan OPD terkait seperti, Dinas lingkungan hidup (DLHK), Dinas Perhubungan, Bapeda, dan dinas peternakan.
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua merupakan salah satu dari sekian banyaknya perguruan tinggi dan universitas di Papua yang di percaya untuk memberikan kesan yang berbeda dan warna baru terhadap pelaksanaan festival kampung nelayan di tahun 2024.
  Terkait dengan itu, pihaknya berharap kolaborasi dengan UMKM yang ada di Hamadi dan pihaknya mencoba akomodir. Pihaknya juga sudah mengarahkan masyarakat di kampung nelayan yang terlibat langsung dalam kegiatan festival itu nanti, supaya betul-betul menampilkan komoditas atau produk-produk berbahan ikan asar sesuai dengan tagline Jayapura makan ikan asar.
  Menurut Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Jayapura Richard Nahumury, Festival Kampung Nelayan ini rencananya akan berlangsung pada Juni 2024. Kegiatan ini juga sebagai upaya untuk menjadikan kampung nelayan Hamadi di kota Jayapura itu sebagai destinasi wisata populer di wilayah kota Jayapura dan sekitarnya.