Dari pantauan Cenderawasih Pos di pasar Ikan Hamadi Senin (30/12) kemarin, masyarakat mulai memadati pasar ikan untuk mencari ikan untuk dikonsumsi pada malam pergantian tahun.
Kepala Sekolah SMKS YPK 1 Pariwisata Biak, Riana Puspita Sarie, S.Pd.,Gr.,M.Pd.,M.Si, mengatakan kegiatan ini tidak hanya melibatkan tenaga pendidik dan siswa, tetapi juga menjadi momen kebersamaan antara sekolah dan masyarakat sekitar. Sebagai bagian dari rangkaian menyambut HUT, acara ini mencerminkan nilai-nilai sosial yang diterapkan di SMKS YPK 1 Pariwisata Biak, sekaligus mempererat hubungan antara sekolah dan masyarakat.
Tak sedikit dari warga langsung mengabadikan mamalia laut berukuran besar tersebut dengan menggunakan kamera ponsel. "Kejadian penemuan ikan raksasa ini baru pertama kali disini, sehingga masyarakat heboh dan mulai cerita-cerita," ungkap Fajar.
Berasal dari famili Butidae dengan nama umum Sentani Gudgeon atau memiliki nama latin Oxyeleotris heterodon Weber, 1907. Ikan Gabus Sentani ternyata memiliki beberapa nama lain. Di lingkungan masyarakat lokal dikenal dengan sebutan Gabus Bodoh atau Himen. Selain ikan ini ada juga jenis ikan Heuw yang mendiami Danau Sentani.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, I Wayan Suyatna mengatakan, pihak keluarga telah berusaha melakukan pencarian namun belum membuahkan hasil. Mereka kemudian melaporkannya ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, melalui Pos Pencarian dan Pertolongan Kaimana.
Meski sudah menjadi sentral budi daya ikan, namun hampir proses pembudidayanya masih menggunakan kolam tanah dan belum memiliki sistem penjernihan air kolam, sehingga membuat kualitas air menjadi kurang baik untuk budidaya ikan.
Selama 10 tahun terakhir, Veryl memang menekuni riset tentang keanekaragaman hayati, khususnya ikan-ikan di Indonesia. Total sudah ratusan jenis ikan yang diteliti dan terpublikasikan di dalam jurnal-jurnal ilmiah terindeks Scopus.
Hal ini seiring dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua tahun anggaran 2025 direncanakan mencapai Rp 2,701 triliun, dengan rincian anggaran pendapatan sebesar Rp 2,505 triliun sedangkan anggaran belanja sebesar Rp 2,701 triliun.
Ikan kecil seperti ikan kembung, deho, kawalina dan ikan kecil lainnya. Sementata ikan besar yaitu ikan cakalang, tenggiri, salam dan ekor kuning. Ikan lainnya seperti karapu, kakap merah, cumi, udang dan kepiting juga tersedia.
Dikatakan, dalam menjalankan program itu pihaknya menyiapkan benih dan pakan. Di mana program itu didanai melalui sumber dana otonomi khusus 2024. Karena itu program tersebut diprioritaskan untuk masyarakat adat yang ada di kampung-kampung yang melaksanakan kegiatan perikanan