Informasi yang diterima koran ini sejumlah titik di Sarmi dan sekitarnya tergenang, seperti di Kampung Sewan Distrik Sarmi Timur, Kampung Vietnam, Kampung Serwar Baru, Kampung Kasukwe dan di Kampung Waskey Distrik Sarmi Timur. Terputusnya jalan Trans Jayapura-Sarmi itu membuat kemacetan parah.
Yustus menyampaikan hal lain yang perlu diantisipasi bahwa menjelang pergantian musim hujan ke musim kemarau, akan terjadi transisi musim yang ditandai dengan hujan lebat namun disertai angin kencang dengan durasi singkat.
Seorang warga bernama Ismi yang melintas di kawasan itu mengatakan, pemalangan ini berlangsung mulai pukul 9.40 WIT karena pemukiman warga yang terendam banjir buntut kali Piuga di Jembatan Kembar meluap setelah diguyur hujan sejak Senin, 10 Juni 2024 sore hingga Selasa dini hari dan menggenangi kawasan itu.
Ketua Tim Layanan Meteorologi Publik, BMKG, Wilayah V Jayapura, Ezri Ronsumbre menyampaikan curah hujan selama 24 jam ke depan tercatat menunjukkan menunjukkan curah hujan di Kota Jayapura sebesar 18 mb air yang cukup tinggi pada lapisan 850 mb, 700 mb dan 500 mb. Kelembaban atmosfer yang tinggi menunjukkan ketersediaan uap air yang banyak di atmosfer sebagai pembentuk awan-awan hujan.
“Saya pikir kolam itu perlu dibuatkan, jadi ketika hujan deras maka air akan ditampung di situ kemudian secara perlahan – lahan dialiri di jalur pembuangan atau drainase,” beber Yehuda pekan kemarin.
Pantai Hamadi merupakan salah satu pantai di kota Jayapura yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan ketika hari libur tiba, baik itu libur akhir pekan maupun libur Hari Raya besar lainnya. Namun, karena cuaca hujan dua hari belakangan ini, warga enggan bepergian, termasuk wisata di pantai.
Warga juga diminta selalu menjaga kebersihan lingkungan, dengan membersihkan drainase yang tersumbat. Jangan mengotori sungai dengan sampah serta jangan menebang pohon sembarangan.
Ezri menjelaskan kondisi itu terjadi disebabkan karena saat ini ada gangguan atmosfer yakni adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang low equator. Dijelaskannya setelah hari ini, Jumat (10/5) umumnya kondisi cuaca dominan cerah berawan dan biasanya hanya potensi hujan pada skala lokal, hal itu diakibat karena pemanasan yang intensif terjadi pada siang hari.
Akibat dari putusnya 4 jembatan tersebut dari itu 12 orang anak sekolah selama 4 hari yakni sejak Selasa - Jumat kemarin mereka tidak bisa ke sekolah karena jembatan putus, selain itu warganya tidak bisa ke kota bawa jualan sayur-mayur atau barang dagangan lainya,
Potensi hujan sedang hingga lebat diprediksi terjadi pada tanggal (4,5, 7 dan 8/5) dibeberapa wilayah berikut ini, Kabupaten Sarmi, Mamberamo Raya, Waropen, Biak dan Kep Yapen yang dipicu oleh gelombang Rossby equator yang bergesar ke arah barat melintasi wilayah tersebut.