Pedagang menyebut, harga daging babi mahal karena dampak African Swine Fever (ASF) yang sempat melanda Mimika beberapa waktu lalu mengakibatkan hampir 90 persen populasi babi di Mimika mati.
Seperti pantauan media ini di Pasar Wamanggu Merauke. Untuk kangkung cabut yang sebelumnya 3 ikat dijual Rp 5.000 sekarang dijual dengan harga Rp 10.000. Kol menjadi Rp 45.000 perkilo. Tomat yang pada musim kemarau bisa dijual dengan harga Rp 5.000-10.000 perkilo saat ini harganya sampai Rp 50.000 perkilo.
Pantauan Cenderawasih Pos di Pasar Sentral Timika, Selasa (28/1), cabai rawit kini Rp 70 ribu per kilogram dari harga sebelumnya, Rp 60 ribu per kilogram. Kemudian, tomat dijual dengan harga Rp 40 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 35 ribu per kilogram.
"Untuk harga cabai keriting kisaran Rp 55 ribu/kg, kol Rp 40 ribu/kg, bawang merah Arso Rp 35 ribu-Rp 40 ribu/kg, bawang merah Surabaya Rp 50 ribu-60 ribu/kg, buncis Rp 20 ribu/kg , bawang putih Rp 50 ribu/kg, daun bawang Rp 25 ribu/kg," terangnya
Pimpinan Cabang Perum Bulog Merauke Karennu kepada media mengungkapkan bahwa harga pembelian bulog yang telah ditetapkan oleh pemerintah di tahun 2025 itu mulai berlaku sejak 15 Januari 2025.
Direktur Saga Ritel Grup, Gary M. Pirono menyebut, awalnya harga jual Minyakita sama dengan di Jawa Rp 14 ribu/liter. Namun seiiring waktu, harganya tak bisa sesuai HET. Hal ini disebabkan transportasi pengiriman menggunakan kapal laut.
Pedagang Pasar Sentral Timika, Ali menyebutka, selama awal tahun ini harga barang mengalami penurunan. Hal ini kata dia baru pertama kali terjadi di awal tahun di Mimika.
“Awal tahun ini memang barang-barang turun semua. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.,” ungkap Ali saat ditemui di lapak miliknya.
Pedagang Pasar Sentral Timika, Ece mengatakan, naiknya beberapa komoditas ini disebabkan terjadinya kekosongan stok di Kabupaten Mimika. “Stoknya sedikit baru katanya ada banyak permintaan dari luar toh (Kabupaten Tegangga-red), makanya pada mahal,” kata Ece.
Dia mengatakan sidak ini biasanya dilakukan oleh pemerintah menjelang Natal dan tahun baru atau hari raya keagamaan lainnya. Itu hanya untuk memastikan ketersediaan barang dan harga barang di pasaran.
"Karena dengan demikian akan berdampak pada biaya operasional Lion Air Group bukan saja di Indonesia Timur tetapi di seluruh Indonesia, misalkan terkait pajak sparepart pesawat yang tinggi, pajak Avtur penerbangan domestik dan juga biaya lainnya, " katanya kepada Cenderawasih Pos