Gunung Ibu merupakan gunung api tipe strato dan memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
Ketua BPK Wilayah XXII Papua, Desy Polla Usmany, mengatakan tujuan digelarnya kegiatan tersebut yakni untuk penguatan program perlindungan dan pelestarian warisan kebudayaan untuk bisa memberi hidup bagi masyarakat dan kemandirian bangsa.
Kegiatan yang dilakukan BPK dalam Delenasi Gunung Srobu bertujuan untuk memberikan batasan-batasan ruangan yang ada di situs Gunung Srobu. Perlu diketahui, butuh waktu belasan tahun lamanya, situs Gunung Srobu ditetapkan sebagai cagar budaya Kota Jayapura.
Usulan Cagar budaya situs Gunung Srobu ini, beranjak dari hasil penelitian arkeologi di Situs Megalitik Srobu yang selama telah ini dilakukan. Terungkap beragam bentuk kehidupan manusia Papua masa akhir prasejarah, yaitu pada masa perundagian. Ketika itu, budaya megalitik sedang berkembang pesat di Nusantara termasuk Papua.
Setelah belasan tahun lamanya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), akhirnya mengungkapkan beragam hasil aktifitas manusia pada lampau di Gunung Srobu, yang berlokasi di Abe Pantai, Youtefa, Kota Jayapura, Papua.
Ketua TACB Nasional, Surya Helmi, mengatakan cagar budaya tidak hanya bentuknya megalitik, tetapi juga bisa dalam bentuk makam, tugu, dan lainnya. Kata Helmi penetapan tersebut masih dalam tahap kota.
Untuk itu, Pemkab Jayapura hanya bisa mengingatkan dan mengimbau semua masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Cycloop untuk tidak terus menerus membuka lahan untuk dibuat pemukiman maupun ladang bercocok tanam. Pasalnya, jika terus dilakukan dampaknya sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kerusakan alam.
Menurut Pekey, pihaknya mengakui situs megalitik yang ada di Gunung Srobu tidak ternilai sehingga ini harus dijaga dan dilestarikan, sebab ini adalah suatu kebanggaan masyarakat Papua khususnya Kota Jayapura.
Selama periode pengamatan itu, Gunung Merapi juga mengalami 21 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-34 mm selama 69.84-180.4 detik dan dua kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-5 mm selama 5.8-5.92 detik.
Kepala PVMBG Kementerian ESDM Hendra Gunawan menuturkan, dilakukan pengamatan instrumental dan visual terhadap Gunung Ruang. Untuk pengamatan instrumental tercatat pada 21 April terjadi 28 kejadian gempa vulkanik dalam dan 43 gempa vulkanik dangkal. ”Hari berikutnya juga menurun aktivitasnya,” urainya.