Data ini disampaikan oleh Senior Vice President (SVP) Sustainable Development PTFI, Nathan Kum usai sosialisasi Lokakarya Pengelolaan Isu Keberadaan Ibu Dan Anak Di Area Pendulangan, yang dilaksanakan di Hotel Horison Ultima, Kamis (26/9/2024).
Acara peresmian diawali dengan kunjungan Presiden beserta para menteri ke area smelter dan refinery didampingi oleh Presiden Direktur PTFI Tony Wenas. Presiden meninjau proses produksi katoda tembaga dan menandatangani katoda tembaga pertama sebagai simbol dimulainya produksi.
Menurutnya kondisi ini menuntut pemerintah daerah untuk berinovasi mencari sumber sumber yang berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Adapun beberapa yang disarankan diantaranya sektor pariwisata, pertanian, perikanan, serta sektor jasa.
“Bagus ya labnya. Lab Entomologinya bagus, lab Insektariumnya bagus. Saya tadi bilang ke Pak Dirjen kalau bisa kita di daerah-daerah endemis memiliki lab seperti ini,” kata Budi.
Dalam keterangan tertulis yang diterima media ini, Rabu (4/9/2024), Senior Vice President Community Development PT Freeport Indonesia (PTFI) Nathan Kum mengatakan, Akreditasi yang diperoleh ini merupakan pengakuan formal yang menyatakan bahwa suatu lembaga telah memenuhi persyaratan dalam melaksanakan pelatihan kerja oleh Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (KA-LDP ESDM).
“Kampung Nayaro merupakan lokasi terdekat dengan area PTFI dataran rendah, kami mendukung bantuan transportasi bus untuk pengiriman Bama ke Nayaro hari ini. Selain itu, PTFI akan terus menjalankan program bersama warga kampung Nayaro seperti dukungan terhadap puskesmas pembantu (Pustu), dukungan perbaikan akses jalan, hingga berbagai keperluan perbaikan yang dibutuhkan oleh warga Nayaro,” ujar Manager Community Liaison Officer PTFI, Marthinus Badii.
Ia pun mengajak pimpinan, staf dan karyawan RSMM untuk bersama mengelola rumah sakit itu agar dapat terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat khususnya tujuh suku yakni Amungme, Kamoro, Moni, Damal, Dani, Nduga, dan Ekari.
Seperti halnya yang telah dilaporkan oleh Jan Cartenz pada tahun 1623, demikian pula ekspedisi terkenal yang dilakukan oleh Dr. A.H Colijn dan Dr. J.J Dozy pada 1936 yang mana lagi-lagi bertujuan untuk menaklukkan gunung berselimut salju tersebut dan bukan untuk mencari jebakan mineral biji.
Dari 665 karyawan PTFI ini terdiri dari 2 karyawan dengan masa kerja 35 tahun, 99 karyawan dengan masa kerja 30 tahun, 135 karyawan dengan masa kerja 25 tahun, 140 karyawan dengan masa kerja 20 tahun, 211 karyawan dengan masa kerja 15 tahun, 52 karyawan dengan masa kerja 10 tahun dan 26 karyawan dengan masa kerja 26 tahun.
Ketua Panitia HUT ke-79 Kemerdekaan RI, Benyamin mengatakan, Tembagapura adalah miniatur Indonesia sebab disana telah tinggal ribuan karyawan yang berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang budaya yang berbeda.