Sung-hwan menuturkan, gaya bermain tim-tim Benua Amerika sama seperti FC Barcelona di Spanyol. Bermain dengan high pressing dan sangat agresif. ”Tapi, kami akan berusaha untuk mengantisipasi mereka,” ujar Sung-hwan di Lapangan B JIS tadi malam (11/11).
Setelah menempati posisi ketiga di Brasil pada 2019, Prancis masih mencari gelar Piala Dunia U-17 yang kedua. Dan, di Indonesia, mereka tampaknya memiliki peluang yang sama untuk mengangkat trofi tersebut. Tampaknya akhirnya ada generasi baru yang siap mengikuti jejak Florent Sinama-Pongolle yang menjadi juara pada 2001.
Ya, Jerman datang ke Indonesia sebagai juara Piala Eropa U-17 2023. Tim besutan Christian Wueck itu berhasil mengangkat trofi bergengsi tersebut setelah 14 tahun lamanya. Ya, kali terakhir Jerman U-17 memenangkan Piala Eropa U-17 adalah pada 2009 saat menjadi tuan rumah.
Hal tersebut membuat penyisihan Grup A Piala Dunia U-17 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pada 10 November 2023 akan menjadi salah satu pertandingan bersejarah dan dikenang bagi Indonesia.
Hal itu membuat sang pelatih Said Chiba kebingungan. Sebab, anak asuhnya sambat. ’’Asal tahu saja, banyak pemain kami yang merumput di Eropa. Dan sekarang mereka sedikit-sedikit merasa kepanasan,’’ ungkapnya.
Riski Afrisal yang memberikan assist untuk gol Arkhan Kaka di pertandingan melawan Ekuador U-17 mengaku belum puas dengan penampilannya. Dia pun kecewa karena tidak dapat memenuhi target untuk meraih poin penuh.
Pesta gol The Young Three Lions dibuka Reiss-Alexander-Denny. Dia membobol gawang lawan lewat titik putih pada menit ke-16. Selanjutnya, Justin Oke Oboavwoduo mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-30 dan 57. Tyle Dibling (35’), Joshua Kofi Acheampong (45+5’), Sam Amo-Ameyaw (51’), dan Ethan Nwaneri (78’) menggandakan keunggulan.
Kinerja Ikram Al Giffari juga mendapat sorotan positif. Kiper asal Sumatera Barat itu tercatat melakukan empat penyelamatan gemilang. Ketangguhannya menahan gempuran pemain Ekuador sampai ia menahan rasa sakit dan hampir digantikan. Namun, dia terus bertahan hingga peluit akhir pertandingan.
Hasil dari pesan tersebut membuat Timnas Iran U-17 bermain secara menakjubkan saat babak kedua. Mereka membalikkan ketertinggalan 2-0 untuk membuat catatan dengan keberhasil yang tak terduga dalam sejarah Piala Dunia U-17.
Brasil sesungguhnya mengawali laga dengan baik. Mereka sempat unggul lebih dulu lewat Rayan pada menit ke-28. Selanjutnya, gol bunuh diri pemain Iran, Abolfazl Zamani Ahmadabad memperbesar keunggulan Brasil pada menit 45+1.