Pemda Jayawijaya memastikan akan memprioritaskan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal yang ada di Jayawijaya pada event FBLB tahun 2024. Event ini sendiri dijadwalkan akan dilakukan pada 7-10 Agustus mendatang di Distrik Wosilimo dan Wamena Kota.
Dikatakan, festival ini dikhusukan untuk anak-anak usia 4-6 tahun dan di targetkan akan diikuti oleh 500 anak. Dimana 300 anak berasal dari TK dan PAUD, serta 200 anak lainnya dari umum.
  Pengunjung, kata dia, banyak yang meminati pada jelajah gua, dan menyaksikan prosesi ritual budaya lokal, seperti kegiatan besoyong. Kata-kata ini, urai Kasiyono, berasal dari kata soyong yang berarti mantera atau doa, sehingga besoyong artinya adalah sedang mengucapkan atau melantunkan jampi.
Giyai mengungkapkan, di Papua Tengah banyak sekali pegiat literasi yang bermunculan sehingga tujuannaya agar menggerakkan gerakan literaasi di tanah Papua untuk kemajuan masyarakat Papua.
PJ Bupati menilai bahwa pelaksanaan FBLB 2024 ini harus memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat di Jayawijaya, sebab bukan hanya festivalnya saja yang ditampilkan namun harus beberapa objek wisata yang ada di wilayah ini juga harus disiapkan agar para turis itu tidak hanya berada di tempat Festival namun bisa ke beberapa tempat.
Kata Erid, sukses digelarnya Event tahunan itu di pantai Hamadi, berkat kerja sama berbagai pihak di lingkungan pemerintah kota Jayapura, komunitas, media, pelaku usaha dan masyarakat. Tidak hanya itu, gelarnya Festival tersebut Juga memberikan dampak positif kepada pelaku UMKM dan ekonomi kreatif di kota Jayapura.
Kepala Disbudpar Jayawijaya Engelbert Sorabut menyatakan untuk persiapan FBLB 2024, tempatnya di wosi, persiapan lain pada prinsipnya sudah, tinggal promosi dan itu mungkin minggu ini dan minggu depan sudah dilakukan guna menghimpun para wisatawan asing dan local untuk menyaksikan pegelaran seni budaya dari suku Hubulka lewat Fastival Budaya Lembah Baliem (FBLB)
Capaian tersebut tidak lepas dari lima program unggulan yang telah diimplementasikan dan disalurkan ke berbagai lapisan masyarakat Papua masing-masing di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan tanggap darurat bencana.
Dia mengatakan saat ini ada sekitar 60 unit pengolah ikan asar milik masyarakat di kota Jayapura yang mana Ini juga bekerja sama dengan dinas Kelautan dan Perikanan kota Jayapura. Menurutnya pendampingan juga dilakukan sehubungan dengan pelatihan yang mana pihaknya juga bekerja sama dengan Universitas Cendrawasih.
Meski demikian, Pj Bupati Biak Numfor Sofia Bonsapia, SH.,M.Hum menegaskan agar seluruh stakeholder penyelenggara yang turut terlibat baik langsung dan tidak langsung bisa sama-sama melakukan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Terutama mengevaluasi dari segi sasaran dan manfaat yang telah dicapai.Â