Kepala BPOM Jayapura Hermanto mengatakan monitoring dan evaluasi kegiatan itu merupakan Program Prioritas Nasional (PPN). Dimana kegiatan itu, melibatkan pihak pedagang pangan, pasar dan perwakilan sekolah-sekolah dan yang menjadi lokus adalah wilayah Distrik Muara Tami.
 Kepala BBPOM Jayapura, Hermanto mengatakan pihaknya tidak hanya melakukan pengawasan obat dan makanan saja. Melainkan juga aktif melakukan pendampingan pelaku usaha pangan agar menghasilkan produk yang aman, bermutu dan berdaya saing.
 "Termasuk pembuatan kerupuk, keripik, kue-kue, pembuatan ikan asar, atau ke air minum dalam kemasan, dan juga melakukan pengawasan ke sarana distribusi barang," tambahnya.
  Kepala Biro Sumber Daya Manusia Badan POM RI Dr. Irwansyah, mengatakan tujuan dari sosilisasi tersebut, memberikan informasi kepada para lulusan sarjana, baik dari bidang kesehatan maupun bidang lainnya.
  Dikatakan perkembangan penjualan kosmetik ini, terjadi karena berbagai hal, salah satunya perkembangan teknologi yang makin pesat. Sehingga tidak dapat dipungkiri akan ada pelaku usaha yang memanfaatkan moment, demi meraup keuntungan. Namun terkait hal ini BPOM sendiri akan perketat pengawasan. Guna untuk menjamin keselamatan Konsumen.
"Nilai ekonomi dari pangan kedaluwarsa itu sebesar Rp. 17.206.400," ungkap Kepala Balai Besar POM Jayapura, Hermanto, S.Si., Apt.,MPPM, saat jumpa pers di BBPOM Jayapura, Kamis (21/12).
Pada minggu 1-6, BBPOM melakukan pengawasan Bapok di wilayah Kabupaten Jayapura dan Kab. Pegunungan Bintang. Kemudian Minggu II di Kota Jayapura, dan Kabupaten Jayawijaya. Kemudian Minggu III di Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Keerom.
Mabi Saka POM yang diketuai oleh Hermanto dikukuhkan oleh Ketua Kwartir Daerah Pramuka Papua, Kristhina Mano, serta pelantikan Pinsaka POM Cabang Kota Jayapura oleh Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kota Jayapura, Mathias Benoni Mano.