“Lelang jabatan sudah selesai, dan nama-nama yang ikut lelang jabatan sesuai dengan peringkat atau nilainya sudah diserahkan oleh tim penguji, tinggal dilakukan pelantikan saja,” katanya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.
Deklarasi itu dihadiri langsung oleh Dirjen P2P Kementrian Kesehatan RI, Dr. dr. Maxy Rein Rondonuwu, DHSM, Mars, Bupati Biak Numfor, Herry A. Naap, S.Si, M.Pd, pimpinan UNICEF Indonesia, Mr. Kannan Nadar, Forkopimda, pimpinan OPD dan undangan lainnya.
Dengan begitu, maka secara keseluruhan sudah 38,7 ton ikan tuna segar asal Biak yang telah dikirim ke Jepang oleh PT. Indo Numfor Pasifik. Pengiriman Kamis kemarin adalah pengiriman yang ke-10 dan telah dilakukan secara rutin.
Sentra pengolahan ikan tersebut adalah produksi ikan kaleng skala industri rumah tangga dengan kualitas ekspor dan mendapat pembinaan dari Kementrian Kalautan dan Perikanan, termasuk telah dikunjungi Menteri Kelautan dan Perikanan.
Pelatihan kader malaria ini diikuti oleh 54 orang dan merupakan kader dari Pulau Numfor, Kabupaten Biak Numfor. Mereka akan mengikuti pelatihan selama lima hari ke depan di Swissbell Hotel.
Selain itu, di depan Menteri Teten Masduki, juga menyampaikan tentang kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak terhadap menurunnya hasil tangkapan ikan bagi nelayan, sehingga Bupati Herry Naap meminta dukungan dari Kementerian Koperasi dan UKM terhadap permalasahan nelayan.
Dalam 5 pekan terakhir, total ekspor atau pengiriman ikan tuna segar dari Biak dengan tujuan Jepang telah mencapai 18 ton lebih. Pengiriman itu dilakukan sesuai dengan jadwal maskapai penerbangan Garuda Indonesia ke Biak (hanya satu kali pengiriman dalam satu pekan karena jadwal Garuda Indonesia terbatas).
Pasalnya kegiatan yang dilakukan dalam menangkap ikan termasuk para nelayan tidak terlepas dari penggunaan bahan bakar minyak, sehingga dukungan tambahan kuota dinilai penting untuk dipertimbangkan oleh kementerian atau lembaga terkait.
Persoalan pertanahan dinilai masih perlu menjadi perhatian serius untuk terus dibenahi sehingga tidak menimbulkan persoalan-persoalan baru di lapangan. Keseriusan pihak pertahanan dalam melakukan reformasi diberbagai bidang tentunya sangat penting.
Sebelumnya pada pengiriman pertama dan kedua, masing-masing 1,5 ton dan 2,5 ton. Diupayakan pengiriman ke Jepang akan terus mengalami peningkatan dan berkesinambungan, sesuai jadwal penerbangan Garuda Indonesia.