Akibatnya, dua rumah dan satu honai dibakar massa. Namun situasi tersebut dapat diredam usai aparat kepolisian dari Polres Jayawijaya turun ke lapangan dan menenangkan keluarga korban serta juga meminta keluarga pelaku untuk tidak melakukan aksi pembalasan, sebab kasus tersebut telah ditindak lanjuti oleh kepolisian.
 Berdasarkan informasi dari keluarga korban Y, Maryen mengatakan bahwa, masalah tersebut telah diselesaikan di Polresta Jayapura Kota. Sementara kata dia, korban saat ini masih di RSUD Dok II Jayapura untuk dilakukan perawatan intensif.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Polres Jayawijaya untuk hari pertama saat awal mula bentrokan tersebut terdapat dua orang dari kelompok masyarakat Lanny Jaya dan akhirnya dibalas dengan melakukan penyerangan terhadap perumahan warga Nduga yang ada di Wamena. Akibatnya tiga orang warga Nduga meninggal dunia.
Penyebab bentroknya sendiri hanya karena perempuan yang akhirnya merembet ke dua kelompok suku. Bentrok terjadi sekitar pukul 11.20 WIT di kompleks Kampung Sapalek Distrik Napua. Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo mengatakan akibat konflik warga ini 1 warga meninggal dunia dan dua orang lainnya luka - luka yang salah satunya adalah anggota Polres Jayawijaya.
Kapolres Mimika, AKBP I Komang Budiartha menjelaskan, setelah pembakaran rumah serta sejumlah kendaraan dan alat berat itu, pihaknya telah melakukan sterilisasi di lokasi, termasuk mengimbau warga setempat untuk menutup tambang ilegal di lokasi tersebut serta memberhentikan seluruh aktivitas penambangan tradisional.
Dian Novita Piterzs menjelaskan bahwa saling serang antara dua kelompok warga ini masih dilatarbelakangi dengan kasus yang sama di bulan Agustus lalu. Dimana dalam kasus pertikaian antara kedua kelompok tersebut, satu diantara kelompok itu meninggal dunia.
  Kabid Humas mengatakan kedua orang tersebut bernama Marianus Gery (63) selaku Pendeta Gereja yang mengalami luka bacok di leher dan jari putus dalam kondisi meninggal dunia di TK dan Abraham Runga (51) yang mengalami luka bacok di kepala juga dalam kondisi meninggal dunia saat dirawat di RSUD Nduga.
Korban Menius Bae, (32) warga Distrik Asolokobal meninggal Dunia karena mengalami luka bacok di bagian rahang sebelah kiri, dan luka bacok dinagian leher belakang sehingga personil regu siaga 4 dipimpin oleh Ipda I Gede Cipta Adi Permana menuju TKP menemukan korban sudah tergeletak di Jln.Trans Kurima-Wamena, Selanjutnya personil menuju ke keluarga korban yang berada di Asolokobal.
Dua korban diantaranya berasal dari Kelompok Ikabus Gwijangge 2 orang dan Kelompok Tarni Wandikbo 1 orang. Elipanus menjelaskan, pertikaian yang terjadi di Ibu Kota Kabupaten Nduga itu terjadi setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil perolehan suara pada pemilu 2024 lalu.
Pertikaian yang diduga dipicu kasus Laka Lantas tersebut menyebabkan 2 orang meninggal dunia dan 5 orang lainnya mengalami luka-luka pada hari pertama kemarin akibat saling serang menggunakan alat tajam, batu serta alat perang tradisional, sampai saat ini jumlah korban belum bisa teridentifikasi dengan baik karena warga yang luka lebih memilih dirawat oleh keluarga tanpa harus ke RSUD Wamena.