“Ketika dibuka, terlihat kain dan setelah digali ternyata ada tubuh bayi yang dalam posisi mengadap ke atas. Namun sayangnya korban sudah tidak bernyawa,” jelas Ipda Firmansyah. Jasad bayi tersebut kemudian dievakuasi ke
Kapolsek Muara Tami, AKP Zaka, mengatakan penyelidikan dilakukan untuk mengungkap peristiwa ini secara terang benderang. Beberapa langkah awal sudah dilakukan, di antaranya olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama Tim
"Sekitar pukul 21.45 WIT, keduanya tiba di lokasi dan mulai memancing. Tak lama kemudian, pada pukul 21.55 WIT, mereka melihat sesosok tubuh bayi dalam kondisi membusuk, sebagian tertutup pasir pantai, dan dalam posisi t
Owner Caroline Baby 'n Gift Shop, Erlin, menjelaskan bahwa program ini ditujukan untuk memberikan pemahaman menyeluruh kepada para orang tua dan calon ibu mengenai perawatan bayi, mulai dari kesehatan kulit hingga keseha
Dijelaskan, Tim Identifikasi yang dipimpin Ipda Adnan bersama 6 personel juga melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) penemuan bayi berjenis kelamin perempuan yang belum mempunyai nama alias Ms.X tersebut.
Kapolres mengtatakan, berdasarkan hasil tersebut, pihaknya pun kemudian melakukan penyelidikan terkait dengan pelaku pembuangan bayi di tong sampah RSUD itu. Pihaknya juga mendalami pendalaman terkait identitas pelaku. “
Direktur RSUD Mimika, dr. Antonius Pasulu juga membenarkan penemuan bayi perempuan tersebut. Kata Antonius, berdasarkan laporan yang diterima, bayi berjenis kelamin perempuan, berat badan 1.286 gram, panjang badan 33 cm
Bayi perempuan kembar siam atau dempet itu sedang berjuang untuk hidup sembari mendapatkan perawatan intensif dari pihak rumah sakit. Ia belum diperbolehkan pulang setelah ibunya melahirkannya pada 24 Januari 2025 lalu.
Kisah ini bermula sekitar sembilan bulan lalu ketika sang ibu diperiksa melalui USG dan ditemukan indikasi kembar siam. Spesialis Kandungan, dr. Jefferson Nelson Munthe, SpOG (K), M.Kes, SubSp Fetomaternal yang menangani mendapati bayi kembar perempuan mengalami dempet di dada. Ia kemudian membentuk tim dengan melibatkan beberapa dokter spesialis, dokter bedah, dokter anak juga dokter jantung dan dokter anestesi.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Papua yang juga dokter penanggung jawab ruang Reonatologi RSUD Jayapura, dr James Thimoty menjelaskan penyebab bayi-bayi tersebut meninggal lantaran belum siap lahir.