Sebagai respons atas bencana kekeringan yang melanda kedua distrik tersebut Polda Papua melalui Polres Mimika kembali mendistribusikan logistik dukungan dari Kapolri, Selasa (15/8).
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si menyumbangkan sebanyak 20 ton beras berukuran 50 Kg kepada warga yang terkena dampak bencana kekeringan di wilayah tersebut.
Rombongan Bupati Yalimo, Dr. Nahor Nekwek, SPd, MM saat tiba di Gereja GIDI Jemaat Yerusalem, disambut oleh jemaat GIDI Yerusalem Elelim dengan suka cita. Pada kesemptan itu, bupati Nahor menyerahkan satu kendaraan roda empat kepada Gereja GIDI, Jemaat Yerusalem, Klasis Woso Soba. Kendaraan roda empat tersebut untuk operasional Gereja GIDI Jemaat Yerusalem Elelim.
PMI Puncak, menggelar kegiatan kemanusiaan dengan memberikan bantuan kemanusiaan berupa makanan tambahan pendamping air susu ibu (MPASI) dan penimbangan bayi atau Balita dan pelayanan pelaksanaan kesehatan umum dan memberikan obat-obatan, bahkan mereka berencana akan membuka Posko bencana PMI di Distrik Sinak dan Lambewi, sejak Rabu 9 dan 10 Agustus
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, pembangunan lumbung pangan ini kemungkinan tidak perlu membangun secara khusus.
“Khusus menyangkut kesehatannya, sampai saat ini belum ada yang signifikan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah, dr. S Sumule kepada Cenderawasih Pos.
Musim kemarau berkepanjangan yang diiringi cuaca dingin ekstrim memicu terjadinya gagal panen hingga membuat warga Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, kesulitan mendapatkan bahan makanan sejak awal Juni lalu.
"Saya bersama tim saat ini sedang memikirkan strategi penanganan bencana alam untuk segera ditangani," kata Ribka, sebagaimana rilis yang diterima Cenderawasih Pos, Minggu (6/8).
Menurut Adri, ribuan warga Agandugume dan Lambewi menempuh perjalanan dua hari satu malam menuju Sinak. Mereka sempat transit di Distrik Oneri. Di sana, mereka dibantu masyarakat setempat untuk bisa bermalam dan makan. ”Jadi itu yang saya bilang, kesetiakawanan sosial tinggi di sana. Kalau dapat bantuan pun tidak rebutan yang seolah seperti untuk dirinya sendiri. Saya sampai nangis,” ungkapnya.