TPNPB sedikit keberatan mengingat sebelumnya pihaknya memiliki niat untuk membebaskan sandera Kapten Philips Mark Marthens namun kembali melakukan prank kepada publik. Heli yang berkeliaran ini juga dikhawatirkan akan melakukan serangan udara sehingga kelompok tersebut meminta agar publik mengeluarkan kecaman atas keberadaan heli yang sewaktu - waktu bisa melukai masyarakat sipil.
Karena ini erat kaitannya dengan harga diri bangsa di mata dunia. Brigjen Patrige Petrus Rudolf Renwarin mestinya memiliki siasat, ataupun langkah strategis untuk memebaskan pilot tersebut, karena secara pengalaman pastinya Patrige sudah tau akan seperti apa langkah yang diambil untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sembom menyebut bahwa Daniel dikenal sebagai pejuang kemerdekaan bangsa Papua yang berani. Selain itu ia seorang penulis buku panduan teknik perang yang berjudul West Papua National Liberation Army atau versi Bahasa Indonesia adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB/WPNLA), dan juga buku panduan Hukum Perang Humaniter Internasional.
Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Inf Winaryo mengecam keras tindakan OPM tersebut. Pembunuhan ini telah mencederai upaya perdamaian dan mengganggu stabilitas keamanan.
Dimana aparat keamanan TNI-Polri, mengklaim Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau yang disebut polisi sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata melakukan penembakan pesawat sipil, penyanderaan hingga terakhir pembunuhan terhadap pilot helikopter asal Selandia Baru itu.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, Kombes Pol Bayu Suseno mengatakan dari informasi yang diperoleh, insiden ini terjadi ketika korban Abdul Muzakir, yang merupakan supir truk, sedang dalam perjalanan menuju Kampung Masi untuk mengambil kayu.
“TPNPB Kodap VIII Intan Jaya siap bertanggung jawab atas penyerangan terhadap aparat militer (TNI) yang sedang melakukan tugas pengamanan negara di Pos Militer yang berada di Kampung Titigi, Kabupaten Intan Jaya,” kata Sebby, Rabu malam.
Direktur Eksekutif Papuan Observatory for Human Rights (POHR), Thomas Ch. Syufi, mengatakan aksi pembakaran gedung sekolah di Pegunungan Bintang oleh TPN/OPM jdi bentuk kegagalan Presiden Joko Widodo membangun Papua. Pasalnya jika dilihat dari jumlah Jokowi ke Papua, 10 tahun masa jabatannya lebih belasan kali datang di tanah Papua.
Dan atas aksi pembakaran bangunan sekolah tersebut, pasukan TPNPB Kodap XXXV Bintang Timur kembali mengingatkan bahwa semua bangunan sekolah yang ada di wilayah konflik akan dibakar. TPNPB nampak khawatir dari pendidikan yang berjalan saat ini, justru menimbulkan kelompok perlawanan baru mereka ke depan.
TPNPB justru meminta Polisi bisa mengungkap dan menangkap seorang pemuda yang disinyalir kerap memasok ganja ke Papua. Pemuda tersebut bernama Livo Yali yang menurut Jubir TPNPB, Sebby Sembom, Livo menjadi pemasok ganja terbesar di Papua.