Dansatgas Yonif 144/JY, Letkol Eko Siswanto, bersama prajuritnya menggelar makan siang bersama dengan para siswa SD Santo Yosef, Kampung Assiki, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan. Menurut Letkol Eko, kegiatan ini merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam membantu masyarakat, terutama dalam hal pemenuhan gizi anak-anak.
 Sebagai contoh di SMKN 2 Jayapura kurang lebih sebanyak 12 anak yang belum menerima Bosda dari total yang terima sebanyak 256 siswa khusus orang asli papua. Hal itu disampaikan langsung Kepala Sekolah SMKN 2 Bisnis Manajemen Jayapura Elia Waromi kepada wartawan, Kamis (6/2). Elia mengatakan, penyaluran dana Bosda disekolah itu telah berjalan lancar namun kurang lebih sebanyak 12 anak yang belum terima.
 Menyikapi masalah tersebut, Lusyana mengaku telah menerima jawaban dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura terkait dengan kendala-kendala yang dialami mitranya itu dalam penyaluran dana Bosda tahun anggaran 2024. "Tinggal nanti kami sharing lagi dengan orang tua murid yang datang ke kantor dewan," tandasnya.
  Dia mengatakan, penerapan kebijakan baru mulai dari tingkat pusat telah merubah sistem pendidikan saat ini termasuk program-program kerja yang dijalankan oleh Balai Guru Penggerak Provinsi Papua. Saat ini sudah dipastikan program guru penggerak, sekolah penggerak sudah tidak lagi dilaksanakan.
 Ketua DPRD Kota Jayapura, Noy Ajomi menyampaikan, perlu ada kesetaraan pendidikan, yang artinya perhatian pemerintah tidak saja pada sekolah-sekolah negeri, namun Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan juga perlu diakomodir.
 "Program ini kami peruntukkan bagi 10 sekolah dasar di Kabupaten Jayapura, khususnya di wilayah Sentani, kita disini mendukung program pemerintah, agar sekolah ditingkatkan kapasitasnya dan didampingi agar bisa menyelenggarakan pembelajaran yang berfokus pada kesehatan fisik dan gizi bagi anak-anak," katanya kepada Cenderawasih Pos
"Jadi kami sampaikan bahwa jalur penerimaan murid baru itu ada empat, yang pertama adalah domisili. Ini berdasarkan tempat tinggal murid," jelas Mu'ti. "Kemudian yang kedua itu jalur prestasi, yang ketiga jalur afirmasi, yang keempat jalur mutasi," sambungnya.
 Menurutnya, program P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka. Tahapan pelaksanaan P5 meliputi, Pengenalan, Kontekstualisasi, Aksi, Refleksi dan Tindak lanjut. Beberapa karakter yang diharapkan terbentuk melalui P5, antara lain, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkebhinekaan global, Gotong royong, Mandiri, Bernalar kritis dan Kreatif.
Edukasi ini penting karena bisa dikatakan merupakan investasi untuk masa depan agar selamat dan aman pada saat berkendara. Oleh karenanya, edukasi ini akan terus menerus dilakukan setiap bulannya agar lebih banyak lagi anak muda yang sadar akan pentingnya keselamatan berkendara.
 Senam pagi ini dipandu langsung oleh Pencipta Senam Anak Indonesia Hebat, Abdullah juga dihadiri Pj Walikota, Christian Sohilait, Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Papua, Fathkurohmah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Abdul Majid beserta pimpinan OPD Kota Jayapura, dan juga ratusan siswa-siswi semua jenjang dari berbagai sekolah di Kota Jayapura.