Bupati Jayawijaya Athenius Murib, menyatakan pemberian makanan bergisi ini merupakan program pemerintah pusat yang menjadi kewajiban untuk dilaksanakan di daerah yang bertujuan memenuhi kebutuhan gizi serta mencerdaskan anak bangsa.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Biak Numfor, Kamaruddin, S.Pd., mengungkapkan bahwa dari jumlah tersebut, sebanyak 1.907 siswa berasal dari tingkat SMA yang tersebar di 12 SMA Negeri dan 7 SMA Swasta. Dari total peserta SMA, terdapat 944 siswa laki-laki dan 963 siswa perempuan.
Bupati Jayawijaya Athenius Murib mengaku untuk launching bersama makanan bergizi ini akan dilakukan dalam waktu dekat ini untuk sekolah -sekolah yang ada di distrik Wamena Kota terlebih dulu, karena dari laporan yang diterima sudah ada dua dapur yang dibuka untuk menyediakan makanan sebanyak 7000 untuk siswa.
Abisai Rollo kini meminta kepada para Kepala Sekolah untuk menerapkan visi dan misi tersebut dengan baik. "Tidak boleh ada pungutan biaya masuk sekolah kepada siswa lagi. Ini berlaku mulai dari PAUD, TK, SD, SMP dan SMA/SMK,"ujarnya. Menurutnya, biaya pendaftaran saat masuk sekolah ini yang selalu menjadi keluhan masyarakat atau para orang tua selama ini.
“Apakah anak-anak senang makanan di masak disini? Senang. Kalau begitu, tugas kalian belajar ya” ucap Lenis Kogoya dan anak-anak SD YPK Sion berbalasan. Ia berharap, sekolah ini urus menjadi contoh untuk sekolah lain yang akan ditunjuk menjadi dapur umum sehingga gizi anak-anak terkawal dengan baik.
Sekda Hanna mengakui bahwa permasalahan pemalangan sekolah tersebut menuntut pembayaran, yang mana tanah tersebut sudah dilakukan proses pembayaran dan Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura memiliki sertifikatnya.
Menurut Lenis bahwa isu-isu terkait dengan aksi demo penolakan program MBG di tanah Papua ini merupakan bagian dari gangguan keamanan negara, termasuk kaitannya dengan kedaulatan negara, pihaknya pun melaksanakan rapat selama dua kali mengenai persoalan tersebut.
Adapun aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2025. Hal ini bisa menjadi dasar untuk menyikapi harapan dari Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Tanah Papua yang yang masih membutuhkan tenaga pengajar untuk ditempatkan di sekolah-sekolahnya.
Selain itu, ia berharap dengan adanya pemerintahan yang baru ini, penerimaan siswa-siswi baru di sekolahnya itu dapat berjalan lancar tidak ada halangan maupun hambatan. Lanjutnya menyampaikan bahwa dalam hal dunia pendidikan, berharap adanya sinergitas seluruh stakeholder dalam membangun dan mengembangkan dunia pendidikan agar semakin baik lagi.
“Dampaknya sangat besar, siswa jadi lebih rajin ke sekolah meskipun tanpa sarapan sebelumnya. Terutama anak-anak di kampung yang memiliki jarak tempuh cukup jauh, mereka tetap semangat berangkat ke sekolah. Kita juga bekerja sama dengan pihak terkait untuk mendukung kegiatan ini agar makanan yang kita distribusikan dapat merata,” ungkap Faizal Salendra