Hal ini dikatakan Direktur Utama PT Air Minum Jayapura Robongholo Nanwani Entis Sutisna, dalam acara Family gathering menutup tahun pelayanan 2024 dan mengawali tahun pelayanan 2025 di Wisata OKA Pantai Hamadi, diikuti segenap Tukang Ledeng Jayapura beserta keluarga, pensiunan dan dihadiri Komisaris Utama Dr. Hana S. Hikoyabi, SPd, MKP, Komisaris Robby K. Awi, SE, MM, Direktur Umum Syors H. Ondi, SE dan Direktur Teknik Yan P. Nasadit, ST. Sabtu (18/1)pekan kemarin.
Dikatakan, pelayanan PTAMJ saat ini cukup maksimal, adapun kendala, terjadi karena berbagai faktor, salah satunya ketersediaan air yang kurang stabil. Sehingga bagi pelanggan yang merasa ada hal yang kurang dari pelayanan PTAM Jayapura dapat disampaikan ke setiap pos terdekat. Sehingga tukang ledeng Jayapura segera mengambil tindakan.
  Direktur Utama PT. Air Minum Jayapura Dr. Entis Sutisna, SE, MM, CGRM mengatakan ibadah natal itu digelar dalam rangka mempererat tali silahturahmi antar jajaran ataupun keluarga tukang ledeng Jayapura. Melalui tema natal tersebut kiranya mampu memotivasi segenap tukang ledeng untuk meningkatkan kebersamaan dan kekompakkan demi peningkatan kualitas kinerja pelayanan.
Upaya pemerintah daerah bersama PDAM Biak dan dukungan Kantor Akuntan Publik (KAP) berhasil menghapus utang sebesar Rp 12 miliar, membuka lembaran baru bagi warga Kampung Manswam hingga Mokmer di Distrik Biak Kota. Keputusan ini menjadi hadiah istimewa bagi ribuan keluarga menjelang penghujung tahun.
Beberapa opsi yang tengah dipertimbangkan oleh pemerintah daerah antara lain memberikan bantuan kepada masyarakat yang kesulitan membayar, memberikan keringanan pembayaran, atau bahkan mencari sumber pendanaan tambahan untuk membantu PDAM.
Direktur PDAM Biak, Hasael Rumabar, SE, mengungkapkan bahwa tunggakan ini sebagian besar berasal dari pelanggan perusahaan yang belum memenuhi kewajiban pembayaran air dari waktu ke waktu.
Kurangnya koordinasi dan sinergi dalam pembangunan, sering kali berdampak pada pemborosan anggaran dan kenyamanan masyarakat. Hal ini sering kali terlihat, seperti adanya galian pipa air yang memotong badan jalan, maupun pemasangan tiang listrik dan jaringan Telkom di ruas jalan yang sudah bagus.
Satu diantaranya adalah intake air di Siborgonji di Kotaraja yang hingga kini mengering. Dampaknya adalah kawasan-kawasan yang selama ini terlayani, seperti Tanah Hitam, Abepante, BTN Puskopad Kamkey, BTN Puskopat Lama dan Kampung Tiba tiba tidak bisa lagi terlayani maksimal seperti sebelumnya.
  Pesan itu termasuk kawasan padat penduduk karena berdasarkan data dari masyarakat tersebut ada sekitar lebih dari 1000 keluarga yang menetap di kawasan itu. "Untuk pipa ini sudah masuk ke rumah-rumah tetapi airnya tidak ada sehingga itu juga yang kami pertanyakan,"bebernya.
Direktur Utama (Dirut) PT. AMJ Robongholo Nanwani, Entis Sutisna dalam paparannya mengatakan, keberadaan PT. AMJ dalam menerima mandat pengelolaan SPALD-S, karena akta pendirian PT. AMJ diberikan kewenangan untuk mengelola air limbah di Kota dan Kabupaten Jayapura.