Tim dari TNI Polri masih bekerja di Paniai untuk menekan dan menangkap pentolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang masuk dalam chek list. Satu sosok utama yang menjadi catatan Polda adalah kelompok Undius Kogoya. Kelompok yang kerap berulah dan mengganggu keamanan wilayah.
Brigjen Marsudianto dan rombongan melakukan pengecekan langsung di lokasi penembakan dan pembakaran sopir angkot beserta mobilnya. Mereka juga memeriksa pos-pos personil Ops Damai Cartenz-2024 yang masih disiagakan di Paniai untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Kapendam XVII Cenderawasih, Letkol Inf Candra Kurniawan menyampaikan bahwa tidak mungkin TNI merusak fasilitas umum apalagi menjadi jalur penghubung bagi warga. Pasalnya jembatan tersebut digunakan oleh ratusan orang termasuk oleh TNI sendiri.
“Kami yakin operasi yang dilakukan Satgas Gabungan merupakan operasi yang terukur, kiranya OPM melihat situasi ini sebagai sebuah situasi kemanusiaan yang harus dipikirkan. Sehingga aksi aksi kekersan bisa dihentikan dan masyarakat tidak menjadi korban,” kata Frits.
Domianus meminta kepada aparat TNI-Polri untuk memeriksa seluruh daerah di kampungnya telah bebas dari orang-orang yang melakukan teror terhadap warganya. Akan tetapi untuk menghilangkan trauma masyarakat, agar TNI-Polri non organik ditarik dari Distrik Bibida.
Anak anak dan perempuan, masih saja menjadi korban di tengah konflik bersenjata yang tak pernah usai di tanah Papua. Dalam catatan Komnas HAM Papua, Januari-Juni tahun 2024 sebanyak 28 warga sipil yang meninggal dunia saat konflik bersenjata antara TNI-Polri dan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Dikatakan dalam laporan yang diterima bahwa prajurit yang gugur dalam medan pertempuran akan dimakamkan secara militer oleh Undius Kogoya selaku panglima Kodap VIII Intan Jaya bersama seluruh jajaran TPNPB yang sedang berada dalam medan perang di Paniai.
Ini setelah aksi baku tembak selama 3 hari yang akhirnya aparat gabungan TNI Polri berhasil merebut wilayah Distrik Bibida Kabupaten Paniai yang selama ini dikuasai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Perebutan tersebut dilakukan saat dilakukan operasi pengejaran kelompok OPM pimpinan Undius Kogoya.
Disini pasukan TNI berhasil menembak salah satu anggota OPM yang merupakan eks anggota TNI. Kabar terakhirnya, Kelompok OPM pimpinan Undius Kogoya telah melarikan diri dari lokasi kejadian ke wilayah Distrik Paniai Timur.
Yang perlu diingat kata Frits, melakukan penyerangan terhadap sipil lalu melanggar prinsip prinsip HAM akan mendapat kecaman baik di Nasional tapi juga masyarakat Internasional. Atau justru memberikan hal buruk kepada kelompok tertentu yang salah satunya adalah OPM.